Selasa 07 Jan 2020 10:51 WIB

Festival Mahasiswa UMM Lahirkan Ikon Budaya Baru di Batu

Festival Obah Nggedruk Bumi menampilkan seni dan kebudayaan lintas daerah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Kelompok praktikum program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Adhigana Production sukses mengadakan Festival Obah Nggedruk Bumi. Kegiatan ini diselenggarakn di Nggopit RT 12/03, Dusun Mojorejo, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Perhelatan Festival Obah Nggedruk Bumi turut menghadirkan ikon budaya baru di Kota Malang. Ialah melalui Winekram Art Space yang menjadi sanggar kesenian milik Budayawan Kota Batu, Winarto Ekram. Sanggar ini digadang bakal jadi tempat inkubasi serta berkumpulnya para seniman untuk mengokohkan identitas bangsa melalui kebudayaan.

Baca Juga

Festival Obah Nggedruk Bumi menampilkan seni dan kebudayaan lintas daerah. Di kegiatan ini terdapat berbagai seniman dari berbagai daerah seperti Indramayu, Solo, Jombang, Lumajang, Surabaya dan sebagainya. Tidak hanya berupa pertunjukan kesenian, tetapi juga terdapat workshop tari dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan parade sanggar tari se-Jawa Timur.

Budayawan Kota Batu, Winarto Ekram menilai, festival ini pada dasarnya dapat membuka ruang pertunjukan kesenian. Hal ini terutama ditunjukkan pada pariwisata budaya di sekitar Pendem. Tidak hanya tari, teater dan musik, tapi kesenian tradisional dan kontemporer juga dapat ditampilkan.

Dosen Pengampu Mata Kuliah, M Isnaini mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan mahasiswanya ini termasuk pada Keterampilan Berbahasa Produktif. Lebih tepatnya konsentrasi di bidang Manajemen Event Organizer. Mahasiswa bahasa Indonesia harus bisa membantu dan mengatur suatu acara semisal kegiatan Winarto.

"Karena kegiatan ini adalah sebagai salah satu praktek kegiatan secara langsung yang mungkin selama ini mereka pahami hanya beberapa teori singkat tentang bagaimana  me-manage atau meng-EO acara,” ucap Isnaini.

Menurut Isnaini, Prodi Bahasa Indonesia sebenarnya sangat luas cakupannya. Dalam hal ini meliputi komunikasi menggunakan bahasa Indonesia di cakupan linguistik. Praktik ini merupakan implementasi dari bagaimana cara berkomunikasi, negosiasi dan keterampilan berbahasa lainnya, sehingga wujudnya membuat sebuah acara.

"Karena dalam menyelenggarakan acara itu juga terkadang ada banyak hal yang tidak kita pahami, dan kadang itu menjadi kunci penyelenggaraan acara. Itulah yang menjadi teknis dari para mahasiswa, sehingga memang harus dilakukan dengan praktek langsung,” kata Isnani dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Senin (6/1) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement