Senin 23 Dec 2019 17:44 WIB

Anak Harus Didorong Cinta Membaca

Orang tua harus mencari cara agar anak cinta membaca.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Anak sedang membaca buku (Ilustrasi).
Foto: Abdan Syakura
Anak sedang membaca buku (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim ingin mengubah paradigma membaca khususnya untuk siswa pendidikan anak usia dini (PAUD). Menurut dia, paradigma yang harus ditekankan adalah bagaimana agar anak mencintai kegiatan membaca.

"Paradigmanya dulu yang harus diubah menurut saya. Selama ini, kita suka mementingkan, anak itu harus baca apa, anak umur ini harus baca ini itu. Padahal, paradigma paling penting adalah bagaimana cara agar anak itu mencintai membaca," kata Nadiem, di Kantor Kemendikbud, Senin (23/12).

Baca Juga

Mestinya, kata dia, anak diberi kebebasan inginnya membaca buku seperti apa. "Karakter favorit mereka, atau komik favorit mereka apapun itu. Yang penting mereka mencintai itu, mencintai proses membalikkan halaman," kata Nadiem menjelaskan.

Ia menegaskan, sebelum ada kebijakan atau langkah ke depan terkait literasi anak usia dini, paradigma membaca untuk mereka adalah yang pertama harus diubah. Semuanya harus berasal dari anak sehingga orang dewasa harus mendengarkan keinginan mereka.

Ia juga menyinggung soal hal-hal yang harus diperbaiki dalam jenjang PAUD. Salah satunya adalah dari sisi sumber daya manusia (SDM). Ia mengatakan, PAUD adalah suatu proses ilmiah sehingga guru harus mencoba aktif agar bisa melibatkan anak-anak dalam proses pembelajaran.

"Jadi itu harus suatu yang organik, jadi stimulasi dan kolaborasi antara guru PAUD itu hal yang penting. Dan juga standar keamanan seperti dipastikan tidak ada hal yg bisa membahayakan anak itu harus dipastikan," kata dia lagi.

Sementara itu, Direktur Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas), Harris Iskandar mengatakan pihaknya akan memastikan kurikulum yang dipraktikkan di lapangan sesuai dengan garis besar yang sudah ditetapkan. Menurut dia, kurikulum PAUD yang ada saat ini sudah baik namun guru-guru harus diarahkan dengan baik.

"Jadi kurikulum itu yang sering kita bicarakan adalah konsep yang di pusat. Tapi, the real kurikulum adalah yang dipraktikan. Panduan bisa sama, praktik bisa beragam. Nah ini yang penting kita lihat kurikulum yang dipraktikan itu seperti apa," kata Harris.

Harris juga menyinggung soal guru penggerak. Guru penggerak juga akan diterapkan di PAUD. Harris mengatakan, guru penggerak belum tentu ada di semua guru, sebab mereka memiliki keinginan besar untuk mengubah keadaan.

Ia menjelaskan, guru penggerak akan memiliki inisiatif tanpa disuruh oleh atasannya. "Tanpa disuruh pemerintah, atasan itu sudah mempunyai inklinasi selalu memberikan nasihat saran-saran kepada guru lain lebih baik," kata Harris menegaskan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement