Kamis 19 Dec 2019 19:14 WIB

Unisba Bantu Pesantren Hidup Bersih

Unisba mengeluarkan dana penelitian hampir Rp 21,5 miliar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Unisba mengeluarkan dana penelitian hampir Rp 21,5 miliar. Salah satunya untuk membantu pesantren. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: Foto : MgRol112
Unisba mengeluarkan dana penelitian hampir Rp 21,5 miliar. Salah satunya untuk membantu pesantren. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas islam Bandung (Unisba)  melakukan berbagai penelitian untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah yang ada di masyarakat. Menurut Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba Atie Rachmiatie, Unisba selama tiga tahun terakhir ini telah menghasilkan 446 penelitian dari berbagai fakultas.

"Dana yang dikeluarkan untuk penelitian tersebut hampir Rp 21,5 miliar," ujar Atie kepada wartawan di acara Pemeran Hasil Peneltian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, di Aula Unisba, Kamis (19/12).

Baca Juga

Atie mengatakan, sebagai universitas islam, Unisba memang banyak melakukan penelitian untuk kepentingan umat. Namun, penelitian tersebut disesuaikan dengan fakultas dan Prodi yang ada di Unisba.

"Misalnya Fakultas Kedokteran (FK)  bekerja sama dengan pesantren. Kan ada kesan, santri kurang bersih. Itu bagaimana membangun kesehatan dengan pengabdian," katanya.

Menurut Atie, FK Unisba memberikan pelatihan pola hidup bersih dan mencegah penularan penyakit di pesantren. Hal itu, sesuai dengan keilmuannya. Pesantren yang bekerja sama, lokasinya sekitar radius 200 Km dari kampus. Yakni, pesantren yang ada di sekitar Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan lain-lain.

"Kami juga punya berbagai desa binaan. Kita petakan. Ke depan, dosen dan civitas kalau mau mengabdi ya ke desa-desa tersebut," kata Atie seraya mengatakan Unisba pun memiliki program Madrasah Bina Desa.

Menurutnya, Unisba membantu juga masyarakat yang ada di Subang dan Kertajati. Yakni, membantu bagaimana agar anggaran Desa Rp 1 miliar, bisa benar-bemar efektif untuk membangun infrastruktur dan non infrastruktur desa benar-benar dibutuhkan masyarakat.

"Kami sempat juga, meminta teman-teman planologi membuat rancangan. Agar, mereka merancang wilayah desa, supaya membuat infrastruktur yang tepat," katanya.

Menurut Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah 4 Jawa Barat, Uman Suherman, ia melihat hasil penelitian yang ada di Unisba semuanya bagus. Penelitian dalam pendidikan, memang ujungnya harus inovasi yang menjadi inkubator serta akan menjadi income. Tapi bagaimana pun, tak akan terjadi tiba-tiba tapi harus dimulai sejak awal.

"Yang terkecil, terdekat, saya harap Unisba melakukan penelitian yang bermanfaat untuk umat. Itu yang harus dijadikan acuan penelitian sebagai kampus islam," katanya.

Hasil penelitian Unisba ini, kata dia, akan memberikan gambaran dan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Karena, semakib banyak peneltiian maka semakin banyak temuan. Ini yang harus selalu dikembangkan dosen yang notabene sebagai peneliti. Dosen, memiliki tugas sebagai penyampai, dan penemu.

"Dan saya mengapresiasi Unisba sudah memiliki dana penelitian sendiri. Yakni, Rp 3 miliar setahun. Makanya masuk dalam cluster utama. Dapat hibah dari pemerintah untuk seleksi sendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement