Rabu 18 Dec 2019 19:31 WIB

Alat Pengusir Hama Mahasiswa UNS Juarai Kompetisi Nasional

Alat pengusir hama bernama ANSIOT ini diujicobakan di Brebes.

Rep: Bowo S Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) memanfaakan teknologi berbasis Internet of Things untuk mengusir hama pertanian. Foto: Petani usir hama tikus (ilustrasi)
Foto: Antara
Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) memanfaakan teknologi berbasis Internet of Things untuk mengusir hama pertanian. Foto: Petani usir hama tikus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta raih juara I, pada ajang Mechanical Engineering Expo tahun 2019. M Maulana Yusuf dan Alvin Ichwannur Ridho mahasiswa Teknik Elektro serta Farah Yuki Prasetyawati (Pendidikan Fisika)menyertakan karya berupa alat perangkap hama serangga sebagai solusi pencegahan kerusakan tanaman bawang merah oleh organisme perusak tanaman (OPT) di Kota Brebes.

Karya yang memanfaakan teknologi berbasis Internet of Things yang diberi nama ANSIOT, dinobatkan sebagai karya terbaik dan berhak atas penghargaan juara I pada kompetisi hasil inovasi tepat guna dalam ajang tahunan tersebut. Ajang ini digelar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Baca Juga

Melengkapi tiga terbaik dalam kompetisi ini, masing-masing karya mahasiswa Universitas Sriwijaya yang merebut penghargaan juara ke-2 serta karya mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang keluar sebagai juara ke-3.

Salah satu pencipta ANSIOT, Alvin Ichwannur Ridho mengungkapkan, salah satu ide dasar penciptaan alat pengusir hama ini adalah kebutuhan akan teknologi tepat guna untuk membantu kehidupan manusia. Ia juga mengungkapkan, alat ciptaan mahasiswa UNS tersebut bisa dikatakan terbilang cukup sederhana dan mudah digunakan di tengah-tengah masyarakat.

ANSIOT merupakan sebuah alat pencegahan hama serangga tanaman bawang yang hemat energi. Sumber energi utama dalam mengoperasikan alat tersebut menggunakan panel surya.

“Bahkan sistem kerja dan operasionalnya dapat dimonitoring secara real- time oleh petani dimanapun dan kapanpun, hanya melalui smartphone,” kata dia.

Sebagai objek sasaran alat pengusir hama ini, lanjut Alvin, timnya menargetkan di wilayah Kabupaten Brebes. Kota Brebes menjadi salah satu kota dengan komoditas bawang merah terbesar di Indonesia.

Alat ini juga menjadi salah satu solusi lingkungan terkait dengan penggunaan pupuk kimia. “Karena petani bawang merah di Brebes juga menjadi pengguna pestisida terbesar se-Asia Tenggara untuk membasmi hama pada tanaman bawang merah,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement