Selasa 17 Dec 2019 14:55 WIB

Uighur Butuh Ukhuwah Sejati

Muslim adalah saudara Muslim yang lain tanpa batas negara, ras, dan warna kulit.

Muslim Uighur berkumppul dan berdoa di bulan Ramadhan.
Foto: BBC.com
Muslim Uighur berkumppul dan berdoa di bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Masalah Uighur kembali diperbincangkan, setelah beberapa Ormas Islam diundang ke Cina. Masalah Uighur menjadi masalah penting bagi negara itu ketika ingin bercengkrama dengan Muslim Indonesia, mengapa?

Prinsip dalam Islam, almuslimu akhul muslim, bahwa muslim adalah saudara muslim yang lain tanpa batas negara, ras, dan warna kulit. Ia menjadi sebuah kekuatan besar untuk menggalang solidaritas tanpa batas atas setiap kezaliman, kesewenangan, dan arogansi atas muslim dimanapun berada.

Maka setiap mereka yang ingin berbuat zalim akan mempertimbangkan untuk mengambil hati sebagian Muslim lain agar tak menjadi penghalang. Sayangnya menurut saya ormas Islam Indonesia tak mampu dibeli Cina. Maka bersiaplah berhadapan dengan kami yang merupakan saudara muslim Uighur.

Akan tetapi sayang solidaritas muslim Indonesia seperti belum memiliki kekuatan penuh. Kita butuh negara yang tidak hanya mendukung solidaritas rakyatnya tapi menjadi garda terdepan pelindung ukhuwah Islamiyah.

*Penulis: Nani Junani, Guru Khairu Ummah Bantul, Yogyakarta

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement