Selasa 17 Dec 2019 05:42 WIB

FTUI Selesaikan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap di Palu

Sekolah Indonesia Cepat Tanggap dapat menampung 500 siswa.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak sekolah (ilustrasi)
Anak sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Klaster Perancangan Departemen Arsitektur FTUI, Ikatan Alumni (ILUNI) UI, ILUNI FTUI, ILUNI Arsitektur FTUI, serta FUSI Foundation berhasil menyelesaikan pembangunan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap yang ketujuh dan kedelapan di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sekolah-sekolah tersebut adalah PAUD KB Nipotove Sambo yang berlokasi di Desa Sambo, Dolo Selatan, Sigi, dan TK Biru Mutiara Nagaya yang berlokasi di BTN Palu Nagaya, Balaroa, Palu.

"Ini merupakan inisiatif kami untuk membangun infrastruktur pendidikan berupa bangunan sekolah pada berbagai lokasi yang terdampak bencana alam di Indonesia, seperti di Palu, Sulteng. Setahun sejak gempa melanda, masih banyak anak-anak yang belum dapat bersekolah dengan layak karena sekolahnya rusak akibat gempa," ujar Humas Departemen Arsitektur FTUI, Rini Suryantini dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (16/12).

Baca Juga

Dia mengatakan inisiatif Sekolah Indonesia Cepat Tanggap ini telah digagas sejak pasca gempa di Lombok dan Sulteng. Hingga saat ini telah dibangun sebanyak delapan sekolah yang meliputi SD, TK, PAUD-KB dan pesantren yang berlokasi di Lombok Barat, Sumbawa, Palu dan Sigi, yang dapat menampung tidak kurang dari 500 siswa," jelas Rini.

Menurut Rini, Inisiatif ini telah meraih penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2019 pada 23 April 2019, terpilih di antara karya-karya dari Asia Pasifik.  Penghargaan ini diberikan atas rancangan sekolah yang didesain oleh tim dari Klaster Perancangan Arsitektur Departemen Arsitektur FTUI dengan prinsip desain modular berupa unit-unit yang dapat disusun secara plug and play serta dapat dibangun secara cepat," terangnya.

Dia mengutarakan, bangunan sekolah TK dan PAUD yang diresmikan terdiri dari unit-unit ruang kelas, selasar, ruang transisi, tribun, jamban dan tempat cuci tangan. Bangunan dilengkapi dengan berbagai mural pada permukaan dinding dan lantai sebagai sarana belajar serta mengasah kemampuan indera dan motorik bagi anak-anak. Masing-masing sekolah ini diselesaikan dapat waktu yang sangat singkat yaitu 2-3 minggu.

Guru Besar Arsitektur di Departemen Arsitektur FTUI Yandi Andri Yatmo yang juga merupakan ketua tim desain Sekolah Indonesia Cepat Tanggap menjelaskan bahwa Sekolah Indonesia Cepat Tanggap dirancang dengan mengutamakan kecepatan dalam proses membangun namun dengan tetap mencapai kualitas yang baik.

"Umumnya bangunan setelah bencana dibangun dengan proses konstruksi yang singkat namun cenderung mengesampingkan kualitasnya. Sekolah Indonesia Cepat Tanggap menawarkan sistem modular yang dapat dikonstruksi secara cepat dengan kualitas layaknya bangunan permanen, serta mudah disesuaikan dengan kondisi di tempat yang membutuhkan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement