Ahad 08 Dec 2019 17:35 WIB

Smart Tongkang Karya Mahasiswa UMM Bersaing di Jepang

Smart Tongkang ikut bersaing di ajang inovasi Advance Innovation Jam di Tokyo.

Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zehandana Khatami Rasyid telah berhasil menciptakan karya Smart Tongkang
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zehandana Khatami Rasyid telah berhasil menciptakan karya Smart Tongkang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG, JAWA TIMUR -- Teknologi Smart Tongkang karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersaing di ajang inovasi Advance Innovation Jam (AI-JAM) di Tokyo, Jepang, Ahad (8/12).

Smart Tongkang, yang akan disesuaikan namanya menjadi Smart Barge, diharapkan dapat mendulang kesuksesan dalam ajang inovasi yang diikuti oleh pelajar tingkat sekolah menengah atas,perusahaan, dan penemu teknologi tersebut.

Melalui Asosiasi Promosi Penemuan dan Inovasi Indonesia, UMM maju ke ajang itu bersama 17 tim lainnya dari Indonesia.

"Kurangnya pendampingan dari ahli dan eksploitasi tradisional yang kurang maksimal, punya beberapa kekurangan, seperti kepemilikan lahan terbatas, sangat tergantung pada cuaca dan efisiensi produksi yang rendah, menjadikan kualitas garam lokal kurang diminati industri," kata Zehandana Khatami Rasyid, anggota tim Smart Tongkang yang berlaga di Jepang, melalui layanan pesan, Ahad (8/12).

"Solusi berupa penambahan lahan terapung menjadi masuk akal, karena bisa dipindah-pindah atau didekatkan menuju pabrik. Serta disematkan teknologi tambahan berupa control device android untuk mengetahui posisi, kadar air, temperatur, dan pengaktifan fitur mekatronika otomatisnya," kataZehandana, mahasiswa program studi Teknik Mesin UMM.

Alat tersebut dilengkapi atap, cermin, generator kincir, sekop yang bisa dikendalikan otomatis, tongkang antikarat, tow hook, dan anchor sehingga mudah dipindahkan.

Tongkang tersebut diharapkan dapat menjawab masalah seperti keterbatasan lahan karena proses kristalisasi dilakukan di atas laut. Selain itu, kualitas garam bisa ditingkatkan dan produksi yang semula 15 hari bisa dipercepat menjadi 8-10 hari dengan rekayasa mekatronikatersebut.

"Artinya, produksi panen akan lebih cepat dengan kualitas yang lebih baik dan akan meningkatkan harga jual panen yang lebih tinggi. Harapannya solusi ini akan mampu menghentikan impor garam. Kami sedang menyusun dokumen paten untuk produk ini," kataZehandana.

Dia bersama teman satu jurusannya di Teknik Mesin UMMyang pernah memenangkan kompetisi di Korea Selatan dan Jerman Haryo Widya Darmawan (angkatan 2015), dan adik kandung Haryo, Annisa Widya Nurmalitasari (angkatan 2017), optimistis SmartTongkang bisa menang dalam AI-JAM di Jepang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement