Kamis 12 Dec 2019 18:59 WIB

Evaluasi Akhir Diserahkan ke Guru, Nadiem: Jangan Remehkan

Mendikbud Nadiem meminta publik tidak meremehkan kompetensi guru.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim ditemui usai membuka rapat koordinasi kepala dinas, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim ditemui usai membuka rapat koordinasi kepala dinas, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, berencana menghapus ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Rencananya, evaluasi atau penilaian terhadap siswa akan dilakukan guru di setiap sekolah.  

Namun dia mengerti bahwa dalam rencana ini kompetensi guru menjadi sorotan. Namun, Nadiem meminta pihak terkait untuk tidak meremehkan guru perihal rencana penghapusan USBN. 

Baca Juga

"Mohon jangan pernah meremehkan guru itu yang pertama. Jangan pernah meremehkan guru, banyak sekali guru-guru yang sebenarnya sudah lebih tahu dari saya," ujar Nadiem dalam rapat dengan Komisi X di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/12).

Dia ingin, kritik tersebut menjadi proses refleksi bagi Kemendikbud dan guru untuk meningkatkan kompetensinya. Sebab, hal ini adalah sesuatu yang harus dilewati dalam perubahan.  

Menurutnya, itu merupakan hal yang sederhana, tapi suatu hal fundamental yang sedikit terlupa dalam konsep belajar. "Jadinya mau dia kompetensi hebat atau guru yang tidak terlalu hebat, semuanya harus melalui proses ini, sehingga proses pembelajaran yang riil di kelas itu bisa terjadi," ujar Nadiem. 

Nadiem menjelaskan, ini merupakan hal yang wajib dilakukan. Makanya di hampir semua negara sudah jarang sekali ada ujian kelulusan yang berstandar nasional. 

"Kebanyakan negara ini benar-benar dikembalikan kepada sekolah. Inilah kenapa mereka belajar, pada saat ini dikembalikan ke sekolah, saya tidak pernah bilang bahwa ini dipaksakan," ujar Nadiem.

Namun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tak memaksa sekolah yang menggunakan sistem lama. Tapi Nadiem menekankan para guru untuk bergerak mengembangkan inovasi dalam proses belajar-mengajar.

"Bagi yang belum siap bagian masih mau belajar menggunakan cara-cara penilaian baru, silakan tidak ada paksaan. Tapi itu adalah haknya sekolah," ujar Nadiem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement