Senin 09 Dec 2019 23:03 WIB

Remaja Bergadang, Apakah Sehat?

Bergadang, dengan berbagai alasannya, memiliki beberapa risiko mengganggu kesehatan.

Bergadang. Ilustrasi
Foto: Pixabay/tookapic
Bergadang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Bergadang menurut KBBI merupakan keadaan seseorang berjaga tidak tidur sampai larut malam. Ia mungkin sudah menjadi hal lumrah di zaman millenial ini, khususnya bagi kaum remaja.

Idealnya malam hari dimanfaatkan untuk beristirahat setelah berakivitas seharian. Namun tidak jarang sering dikorbankan untuk bergadang. 

Menurut Putra (​et al. 2017) sebagian besar masyarakat, khususnya usia remaja, masih belum maksimal menerapkan pola tidur sehat. Padahal jam biologis manusia pada umumnya siang hari beraktivitas, malam harinya beristirahat.

Kebutuhan tidur memang berbeda-beda tergantung tingkat umur. Pada remaja, idealnya sekitar 8-9 jam sehari (Kemenkes RI, 2018). Memang ada remaja yang terbiasa bergadang namun tidur cukup delapan jam sehari. Itu pun tetap bukan tanpa dampak. Salah satunya membuat jam biologis tidak teratur.

Kondisi lebih parah terjadi saat remaja bergadang dan paginya harus berangkat ke sekolah. Kebiasaan ini dapat berpotensi mengganggu kesehatan. 

Ada berbagai alasan remaja bergadang. Di antaranya mengerjakan tugas hingga larut malam. Alasan lainnya bisa karena asik bermain gadget dan game online.

Yang jelas, perlu disadari, menghindari bergadang dan mendapat tidur berkualitas dapat membuahkan beberapa manfaat. Selain mengistirahatkan tubuh, tidur juga bermanfaat memperbaiki sel rusak, memperkuat daya ingat, meningkatkan energi, mereduksi stres, dan mencegah resiko penyakit.

Manfaat ini juga dapat menular pada orang di sekitarnya karena konektivitas dengan orang lain dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, remaja perlu memperhatikan kualitas tidurnya agar tidak menghambat aktivitas sehari-hari.

Remaja yang hobi bergadang lambat laun akan menciptakan sejumlah masalah bagi kesehatan fisik, otak, dan kesejahteraan emosional. Remaja bisa sulit berkonsentrasi, fokus mudah hilang, gampang mengantuk, menurunkan daya ingat dan produktivitas, serta memicu stres.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan prestasi belajar (Fenny dan Supriatmo, 2016).

Bergadang secara umum tidak begitu bermasalah ketika dilakukan hanya satu hari. Hal ini dikarenakan tubuh dapat beradaptasi dan kembali menyesuaikan dengan jam tidurnya. Namun, apa yang akan terjadi ketika bergadang menjadi hobi? Dalam jangka panjang akan berdampak pada kondisi kesehatan.

Hobi bergadang dapat berdampak pada perubahan fisik, seperti lingkar mata menghitam, kulit menjadi pucat, kusam, dan mengkerut.

Keadaan terparah ketika bergadang membuat tubuh diserang oleh penyakit. Di antaranya diabetes, jantung, hipertensi, stroke, dan obesitas. Untuk mengantisipasi dampak buruk bergadang, maka perlu diimbangi dengan cara mengurangi risikonya.

Dr. dr. Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH. MMB. (dalam Hanggara, 2012) menyarankan untuk minum air putih sebanyak minimal 2 liter per hari, banyak mengonsumsi buah dan sayur, mengurangi rokok, minuman soda, dan kopi, serta olahraga secara teratur.

Selain itu, tetap memperhatikan pola tidur minimal enam (6) jam sehari dan beristirahat selagi ada kesempatan. Dengan begitu, tubuh diharapkan dapat terjaga meskipun bergadang sudah menjadi tuntutan.

Jadi apakah bergadang masih menjadi pilihan? 

*Penulis: Rifdah Salma, Mahasiswi Universitas Indonesia

 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement