REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ford menjalin kerja sama dengan McDonald's untuk mengubah sampah kopi menjadi suku cadang mobil. Hal tersebut dilakukan kedua perusahaan raksasa itu untuk membantu menyelamatkan planet.
“McDonald's dan timnya sedang mereduksikan bahan produksi kopinya dan dengan jangkauan McDonald yang besar itu, tentu akan ikut membantu untuk memberi dampak yang lebih baik bagi planet,” ujar Senior Technical Leader of Sustainable Material Ford, Debbie dalam iklan Youtube-nya.
Menurut Debbie, bahan sampah kopi itu bisa lebih tahan terhadap panas. Lebih lanjut, bagian mobil yang dihasilkan itu, dinilai jauh lebih baik dari bahan yang digunakan untuk perlengkapan perakitan mobil Ford sebelumnya.
Menurut Debbie, hasil olahan dari sekam kopi, biji plastik, dan penambahan lainnya, akan dikreasikan menjadi suku cadang mobil. Dalam keterangannya, bahan hasil produksi itu akan dijadikan beberapa bagian untuk keperluan pembuatan mobil.
Dilansir Motor1, Jumat (6/12), kendaraan Ford di masa depan memang akan hadir dengan sampah kopi dari McDonald's. Setidaknya, hasil yang digunakan ada dalam komponen model.
Sementara itu, Senior Director of Sustainability di McD, Ian mengatakan bahwa pihaknya akan memasok sekam dari proses pemanggangan kopinya pada pembuat mobil kenamaan Amerika Serikat (AS) itu.
“Kami senang menghadirkan peluang luar biasa, dan untuk ikut menghadirkan keberlanjutan planet bagi semua orang,” katanya.
Sekam atau kulit bagian luar kopi umumnya terlepas ketika proses pemanggangan. Ujungnya, sekam kopi hanya akan menjadi limbah. Akan tetapi, Ford menemukan fakta bahwa dengan mencampurnya dengan plastik dan bahan aditif lainnya, sekam kopi dapat dijadikan bahan pembuatan onderdil mobil.
Ford menuturkan bahwa campuran itu menjadikan bagian mobil yang lebih ringan 20 persen dari bahan sebelumnya. Selain itu, sifat tahan panasnya juga dinilai lebih baik.
Dalam prosesnya, Ford akan menggunakan bahan berbasis kopi terlebih dahulu pada lampu depan. Namun demikian, perusahaan tidak menentukan kendaraan mana saja yang akan menggunakan hasil itu terlebih dahulu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
