Jumat 06 Dec 2019 03:22 WIB

Upaya UGM Sinergikan Peneliti dan Dunia Industri

Rektor UGM nilai Indonesia belum bisa menjadi bangsa yang sangat kuat di bidang agro

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Rektor Universitas Gadjah Muda (UGM) Panut Mulyono
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Rektor Universitas Gadjah Muda (UGM) Panut Mulyono

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Gajah Mada (UGM) yang telah melahirkan banyak peneliti, melakukan upaya-upaya untuk mensinergikan peneliti yang dilahirkannya dengan dunia industri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memggelar Industry Research Forum (IRF) di Surabaya, Kamis (5/12). Sinergi antara peneliti dan dunia industri tersebut dimaksudkan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional, melalui penciptaan berbagai inovasi di bidang agroteknologi.

Rektor UGM Prof. Panut Mulyono berpendapat, Indonesia memiliki banyak potensi di bidang agro atau pertanian. Namun, kata dia, potensi ini belum bisa dioptimalkan, sehingga pemerintah Indonesia masih kerap melakukan impor beberapa produk pertanian.

"Kenyataannya kita belum bisa menjadi bangsa yang sangat kuat di bidang agro. Kita masih banyak produk yang kita datangkan dari luar negeri. Nah forum ini harapannya semakin menguatkan sinergi antara kampus UGM, yang memiliki banyak peneliti, kemudian dengan industri bidang agro," ujar Panut di sela acara.

Panut melanjutkan, banyak hal dari para peneliti UGM yang bisa disinergikan dengan dunia industri. Misalnya, untuk mematangkan penelitian sebuah produk pertanian yang fungsional dan bisa dikomersialkan. Dalam IRF tersebut, kata dia, ada hal-hal yang spesifik yang diharapkan bisa dikembangkan dan disinergikan.

"Misalnya indutri benih, pupuk dan pakan, internet of thing. Aplikasi yang untuk industri alat dan mesin di bidang agro kompleks juga, ada inkubator industri. Lalu bagaimana agar hasil penelitian ini dimatangkan bersama dengan industri, sebelum bisa menjadi produk fungsional yang bisa dikomersialkan," kata Panut.

Aplikasi yang digagas, diharapkannya mampu mempermudah dan membuat perubahan di bidang pertanian. Sehingga, sinergitas antara universitas dengan dunia industri tersebut, benar-benar bisa memajukan pertanian di Indonesia. Apalagi penerapan teknologi 4.0, akan sangat mempengaruhi perubahan mendasar di bidang pertanian.

"Ini ada Aplikasi yang sekarang dibuat itu bisa menguatkan, mengefisiensikan kerja di bidang industri agro. Harapannya ke depan industri lebih semangat bekerja sama dengan para peneliti, juga tak hanya di dalam bidang penelitian tapi juga pelatihan mahasiswa," ucap Panit.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UGM dengan beberapa perusahaan. Di antaranya dengan Semen Indonesia, dan perusahaan gas PT Samator.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement