Selasa 03 Dec 2019 10:42 WIB

Guru Diharapkan Lakukan Inovasi

Paradigma para guru harus berubah secara radikal dan revolusioner.

Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menjadi guru pada era industri 4.0 dituntut tidak hanya saklek menerapkan kurikulum semata. Guru harus melakukan inovasi dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga membuat anak didik antusias mengikuti kegiatan tersebut di sekolah.

"Saya kira sudah bukan zamannya siswa dituntun terus (oleh guru). Oleh karena itu guru harus mencoba berinovasi dan berkreasi berdasarkan karakter (para siswa) sendiri," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Syaifullah, pada acara 'Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan' di Pendopo Bupati Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (3/11).

Syaifullah mengungkapkan, sudah menjadi program Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, untuk memperkuat karakter para siswa di sekolah-sekolah di Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, acara yang diikuti para kepala sekolah dan pengawas dari 70 sekolah di Kabupaten Tangerang ini sangat penting.

"Pengawas harus dilibatkan karena mereka mencakup sekolah-sekolah negeri dan swasta. Sedangkan peningkatan kualitas guru tidak melihat mana guru PNS mana guru honorer. Karena apapun statusnya para guru memiliki orientasi memajukan dunia pendidikan," kata Syaifullah.

Asda 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahtraan Rakyat Kabupaten Tangerang, Heri Heryanto, mengungkapkan upaya membangun karakter di sekolah merupakan tugas berat. Apalagi saat ini, terdapat data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tangerang menduduki peringkat 145, jauh di bawah dua wilayah tetangga, Kota Tangerang Selatan (14) dan Kota Tangerang (53).

"Pembangunan fisik (di Kabupaten Tangerang) boleh sudah bagus, namun untuk mindset masih perlu didorong," kata Heri.

Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, mengatakan fokus guru saat ini seharusnya adalah bagaimana mengembangkan karakter serta mengembangkan potensi para siswa didik. 

"Paradigma para guru harus berubah secara radikal dan revolusioner. Karena menghadapi masa depan para siswa tidak cukup hanya dibekali pengetahuan dan ijazah seperti siswa zaman dulu," kata Rizal.

Sebelumnya, pada pidato memperingati Hari Guru Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, meminta para guru untuk melakukan perubahan di kelas mereka. "Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia pasti akan bergerak," kata Nadiem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement