Kamis 21 Nov 2019 13:10 WIB

Hidup dalam Aturan Islam Lewat Student Exchange di Brunei

Aturan Islam amat penting dan jadi panduan hidup di Brunei

Bertemu dengan Sultan Hassanal Bolkiah ketika mengikuti program student exchange di Brunei. Program yang dibuat oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.
Foto: Siti Aisah
Bertemu dengan Sultan Hassanal Bolkiah ketika mengikuti program student exchange di Brunei. Program yang dibuat oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Student exchange adalah salah satu program yang dibuat oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten. Program ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa agar memiliki wawasan secara global, sesuai dengan visi dan misi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten yaitu menghasilkan lulusan yang Islami, unggul dan berwawasan global. 

Dalam program Student Exchange  ini negara yang dipilih adalah negara Brunei Darussalam, dan Universitas yang dituju adalah UNISSA (Universitas Islam Sultan Sharif ‘Ali).  Program ini dilaksanakan selama 13 hari yaitu dari tanggal 06-18 Oktober 2019. 

Peserta Student Exchange adalah 6 mahasiswa terpilih yang telah mengikuti penyeleksian yang dilakukan di jurusan masing-masing. Dalam program Student Exchange ke Brunei Darussalam ini, hanya 2 Jurusan yang mewakili, yaitu jurusan Pendidikan Agama Islam dan jurusan Pendidikan Bahasa Arab. 

Keberangkatan peserta Student Exchange ke UNISSA Brunei Darussalam yaitu pada tanggal 06 Oktober 2019 yang didampingi oleh WADEK 1 ( Dr. Nana Jumhana, M.Ag.) dan WADEK 2 (Hj. Eneng Muslihah, Ph. D. Setelah sampai di bandara Bandar Seri Begawan, kami disambut dan dijemput oleh pihak kampus UNISSA untuk kemudian diantarkan ke tempat penginapan yang sudah disediakan yaitu di kolej UNISSA. 

Begitu takjubnya kami, karena selama perjalanan menuju kolej kami melihat lalu lintas yang begitu tertib meskipun tidak ada polisi lalu lintas, jalanan yang bersih dan tulisan-tulisan Arab di setiap kalimat yang tertera di sebuah toko, gedung, jalan, dan lain sebagainya.  Setelah sampai di kolej kediaman UNISSA, kami disambut dengan penuh kehangatan oleh students UNISSA yang sudah diberikan tanggung jawab untuk menemani kami selama di Brunei Darussalam. 

Di hari berikutnya, kami akan mulai menjalankan kegiatan-kegiatan yang sudah dijadwalkan oleh pihak UNISSA. Kegiatan-kegiatan yang terjadwal antara lain yaitu kunjungan ke setiap bagian-bagian yang ada di kampus,mengikuti perkuliahan di kelas bahasa Arab, kunjungan ke KUPU SB ( Kolej University Perguruan Ugama Seri Begawan), kunjungan Institut Tahfidz Al-Qur’an Sultan Haji Hassanal Bolkiah, praktik mengajar di SMALHB, ikut serta kegiatan yang diadakan oleh Fakultas Bahasa Arab, dan City tour.

Berkali-kali kami dibuat kagum dengan akhlak orang-orang Brunei yang begitu memuliakan tamu. Seperti saat kami mengikuti perkuliahan di dalam kelas. 

Setiap dosen yang mengajar, pasti memberikan sambutan hangat kepada kami dan mendoakan kami, mereka selalu mengatakan bahwa kami adalah tamu mereka, dan mereka sangat menghormati setiap tamu yang datang. Dan itu benar-benar direalisasikan dengan akhlak yang mereka tunjukkan kepada kami.

Pergaulan antar lawan jenis pun terjaga dengan baik, kami tidak pernah melihat antara student laki-laki dan perempuan berbaur kecuali untuk hal-hal yang penting saja. Dari segi pakaian pun mereka mengenakan pakaian yang rapih, sopan dan mencerminkan muslim/ah, dan ada hari tertentu dimana mereka diwajibkan memakai baju khas melayu. 

Cara mereka berbicara pun halus dan tidak meninggikan suara, tidak ada student yang bergurau berlebihan di tengah jalan, sehingga menimbulkan suara-suara gaduh. Pada saat belajar pun, kami tidak mendengarkan kegaduhan di dalam kelas, sampai-sampai kami menyangka bahwa di ruangan yang kami lewati itu kosong, ternyata di dalamnya ada kegiatan belajar mengajar.

Begitu banyak kalimat toyyibah yang kami dengar disini, karena mereka sudah terbiasa menggunakan kalimat-kalimat toyyibah sebagai kalimat sehari-hari. Bisa dibayangkan berapa banyak dzikir yang mereka ucapkan di setiap harinya. 

Saat berterima kasih, mereka mengucapkan Jazakallah/jazakillah khoir, saat takjub mereka mengucapkan maa syaa Allah tabarakallah. Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat toyyibah yang sering mereka ucapkan di setiap harinya. 

Sebelumnya kami tidak menyangka bahwa disini, kami bisa bertemu dengan dosen yang berasal dari Indonesia yang sudah mengajar di UNISSA selama puluhan tahun, beliau adalah Dr. H. Ahmad Asri Lubis. Berawal dari pertemuan ini lah, kami dapat berjumpa dengan masyarakat asli Indonesia yang tinggal di Brunei. 

Mereka membuat suatu komunitas masyarakat Indonesia yang tinggal disana, nama komunitasnya adalah PERMAI (PERsatuan Masyarakat Indonesia). awalnya kami diajak oleh Dr. Asri Lubis untuk mengikuti kajian rutin mingguan yang dilaksanakan di masjid As-Sholiheen setiap malam Jum’at. Dari situ lah kami mengenal beberapa orang Indonesia. 

Kami juga bertanya banyak hal kepada mereka, seperti alasan mereka tinggal di Brunei, dan rata-rata jawabannya sama, yaitu mereka merasa lebih damai dan tentram hidup di Brunei Darussalam. Selepas kajian, anggota PERMAI membagikan bingkisan yang berisikan makanan dengan porsi yang banyak, karena memang porsi makanan orang Brunei dan Indonesia sedikit berbeda, mungkin karena mereka telah lama tinggal di Brunei jadi porsi merekapun lebih banyak. 

Alhamdulillah kami hampir tidak pernah merasakan kelaparan, karena kami merasa rezeki yang berbentuk makanan terus datang kepada kami, entah itu dari pihak UNISSA, teman-teman di kolej, dan dari yang lainnya. Kami tak henti-hentinya bersyukur atas nikmat dan kebaikan yang Allah berikan kepada kami lewat perantara mereka.

Kegiatan kami yang selanjutnya yaitu praktik mengajar di SMALHB. SMALHB adalah sekolah khusus laki-laki yang berfokus pada pendidikan bahasa Arab, namun anehnya di dalam kelas, ternyata terdapat siswa perempuan. Kami diminta untuk mengajar bahasa Arab, dan kami pun memilih materi yang berjudul “Al-Yadu” yang berarti tangan. 

Mereka menerima dan bersemangat saat kami memberikan dan menyampaikan materi. Yang membuat kami kagum kembali yaitu, fasih nya mereka dalam berbahas Arab. Mungkin karena itu sudah menjadi tuntutan mereka, bahwa mereka harus mahir dan menguasai bahas Melayu, Arab dan Inggris, sampai-sampai kami merasa malu saat menyampaikan materi menggunakan bahasa Arab. 

Kami banyak bertanya, bagaimana negara ini bisa semakmur ini. Dari beberapa jawaban yang kami dapatkan adalah, bahwa Sultan memimpin negara ini dengan adil dan bijaksana, sehingga semua masyarakat menerima dan mentaati setiap titah sultan. 

Sultan begitu memakmurkan masyarakatnya, Sultan memberikan banyak kemudahan-kemudahan dalam urusan duniawi, sehingga masyarakat disana bersemangat dalam mengerjakan perkara-perkara ukhrowi. Beberapa kemudahan dan kesejahteraan yang Sultan berikan bagi masyarakatnya yaitu dalam hal pendidikan dan kesehatan. 

Sultan memberikan beasiswa bagi setiap anak di Brunei, sehingga mereka bisa sekolah sampai tinggi, setia bulan mereka mendapatkan uang saku dan uang transfortasi. Dalam bidang kesehatan, sultan memberikan biaya gratis seumur hidup untuk semua masyarakat Brunei, mereka hanya diminta untuk mendaftarkan diri sekali seumur gidup, dan membayar biaya administrasi sebesar 3 ringgit, atau setara dengan Rp. 30.000,-. 

Masih banyak kesejahteraan lain yang sultan berikan kepada masyarakat. Dan alhamdulillah saat kami mengikuti acara wisuda KUPU SB, kami bisa bertemu langsung dengan Sultan. Dan lagi-lagi kami dibuat takjub dengan acara wisuda yang begitu tenang, karena pada acara tersebut diawali dengan kegiatan khotmil qur’an yang dibacakan oleh seluruh audiens yang hadir, dilanjutkan dengan pembacaan sholawat, menyanyikan lagu kebangsaan dan menyanyikan lagu sambutan untuk sultan ketika sultan memasuki ruangan. 

Sultan memang selalu menghadiri setiap acara wisuda yang diselenggarakan oleh kampus-kampus yang ada di Brunei, karena sultan langsung yang menyematkan toga bagi para wisudawan. Setelah acara selesai, kami berbaris untuk bersalaman dan berfoto dengan sultan. 

Kami merasa begitu damai melihat wajah pemimpin yang adil dan bijaksana dan dicintai oleh masyarakatnya. Kami pun dapat kesempatan untuk berfoto walau hanya sekilas.

Kami sangat bersykur karena diberikan kesempatan untuk bisa mengunjungi negara yang makmur, damai, dan tentram. Dan Brunei adalah salah satu negara yang menerapkan hukum Islam, ideologi mereka anut adalah MIB (Melayu Islam Beraja). MIB dijelaskan sebagai "campuran bahasa Melayu, budaya dan adat Melayu, ajaran Syariat dan nilai Islam dan sistemmonarki yang seharusnya dihormati dan diamalkan oleh semua rakyat" Dengan Islam sebagai agama negara dan resmi Brunei Darussalam, ia menolak konsep sekularisme, menjadikan Islam sebagai peranan sangat penting bagi setiap panduan hidup umat Islam Brunei.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Aamiin 

Pengirim: Siti Aisah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement