Kamis 21 Nov 2019 08:23 WIB

Hentikan Stigmatisasi Teror Bom

Teror bom digelindingkan ke arah opini tertentu.

Bom medan
Foto: Antara/Septianda Perdana
Bom medan

REPUBLIKA.CO.ID, Teror bom kembali terjadi di Medan, belum lama ini. Seseorang berjaket pengemudi ojek daring berstatus mahasiswa menjadi eksekutor aksi teror itu.

Bom terjadi memang sebuah fakta. Namun, ibarat bola panas, hal tersebut bisa digelindingkan ke arah opini tertentu.

Baca Juga

Hendaknya pengusutan dilakukan dengan benar. Diharapkan pula, tidak ada upaya pengaitan aksi teror bom ini dengan Islam. Pasalnya, selama ini pembentukan opini seolah ajaran Islam dikaitkan dengan radikalisme membuat umat Islam gerah.

Alih-alih menciptakan ketenangan hidup, upaya stigmatisasi ini berpotensi melukai perasaan beragama umat Islam.

PENGIRIM: Tuti Rahmayani, Surabaya

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement