Rabu 20 Nov 2019 20:54 WIB

Kisahkan Nanti

.

 Ilustrasi Berdoa
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Berdoa

Setelah sekian lama pergi

Susuri sungai indah di tepian hati

Langkah gontai tanpa henti

Lelahpun tiada halangi

 

Darah segar kenai bebatuan runcing

Kulit robek bergelambir hias telapak kaki

Pedih tembus dada ini

Ah, entahlah

Apa ini nyeri luka kaki atau nyeri luka hati

 

Hingga rasa inipun tak bisa bedakan lagi

Terlalu berbekas robekan ini

Mungkin, tonggak itu terlalu runcing

Tembus kaki telanjangku tiada berpaling

 

Sudahlah, ini mungkin qadlha' 

Yang aku tak bisa berlari darinya

Kejar ragamupun tak kuasa

Hingga ku tak bisa membeda luka

 

Sedih, pedih, resah, gelisah ....

Ah, sudahlah, semua penuh sial ....

Tak ada yang indah

Semua hanya perjalananku berpeluk hayal

 

Lantas, bagaimana aku bercerita

Jika kisah ini hanya kepedihan semata

Jangankan tawa bahagia

Gurat-gurat senyumpun tiada

 

Apakah ini, perjalanan pendosa

Ataukah terpukau dengan nista

Menikmati keindahan laknat kehidupan

Dan terlena di kubang kemaksiatan

 

Jangan tanya sekarang

Aku akan selalu diam mengenang

Perbaiki kelakuan dan berperang 

Peradaban ini membuatmu begitu garang

 

Tak kan kukisah sekarang

Kan kusimpan kisah sedihku

Dan kucerita saat nyata kumenang

Raih asa berdekap Rabbku

 

Pengirim: Sunarti, Ngawi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement