Rabu 20 Nov 2019 15:53 WIB

Tim PKM Trisakti Beri Pelatihan Usaha Kecil Laundry

Usaha laundry saat ini merupakan salah satu usaha yang dinilai cukup menjanjikan.

Rep: Agung Fazza/ Red: Joko Sadewo
Peserta pelatihan laporan keuangan usaha kecil laundry berfoto bersama Tim  Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Trisakti usai gelaran pelatihan, Jumat (15/11).
Foto: istimewa
Peserta pelatihan laporan keuangan usaha kecil laundry berfoto bersama Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Trisakti usai gelaran pelatihan, Jumat (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pengelolaan keuangan yang baik merupakan salah satu kunci penting pengembangan usaha, termasuk usaha kecil. Inilah yang melatarbelakangi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti menggelar pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Sederhana bagi anggota Himpunan Pengusaha Laundry Indonesia (HIPLI) di Tambun Selatan, Bekasi. Pelatihan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Trisakti.

Usaha laundry saat ini merupakan salah satu usaha yang dinilai cukup menjanjikan, terutama di kota-kota besar, termasuk di wilayah Bekasi. Sebagian besar usaha laundry yang berkembang merupakan usaha kecil. Padahal, "Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki sebuah usaha, termasuk usaha kecil," jelas Lidia Wahyuni, Ketua Tim PKM Universitas Trisakti, dalam keterangan persnya.

Menurutnya, banyak manfaat laporan keuangan usaha yang baik. Sebut saja misalnya membantu pengusaha mengawasi perkembangan usahanya, membantu pengelolaan usaha terkait pengambilan keputusan yang sesuai dan tepat waktu. Selain itu, sangat membantu pula untuk mengembangkan usahanya dengan mengajukan pinjaman modal ke perbankan. Karena itu, kebiasaan mencatat setiap kegiatan usaha yang terjadi dan menyusun laporan keuangan perlu terus ditumbuhkan bagi usaha kecil, termasuk usaha laundry.

Pengusaha laundry di wilayah Bekasi sebagian belum melakukan pencatatan akuntansi pada setiap transaksi secara baik. Sehingga, sambung Lidia, membuat pengendalian keuangan dan manajemen mengalami kendala di tengah semakin ketatnya persaingan. Pelatihan yang digelar pada 15 November 2019 lalu dan diikuti 32 pengusaha laundry itu, dilakukan melalui penyampaian materi seperti tahapan membuat laporan keuangan, termasuk memisahkan dana pribadi dan dana usaha serta mengumpulkan bukti transaksi sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. "Selain itu, diberikan pula pelatihan praktik langsung mencatat transaksi akuntansi usaha laundry. Pelatihan ini dibantu dua mahasiswa Prodi Akuntansi dalam pendampingan penyusunan laporan keuangan," papar Lidia.

"Kami sangat mengapresiasi pelatihan penyusunan laporan keuangan bagi anggota HIPLI Tambun, Bekasi," ungkap Harry Basuki Achmadijono, Ketua Umum HIPLI. Menurut Harry, pelatihan seperti ini sangat bermanfaat bagi seluruh anggota HIPLI. Seluruh anggota HIPLI yang mengikuti pelatihan ini disebutnya sangat merasakan manfaat penyusunan laporan keuangan. Harry pun berharap pelatihan seperti bisa dilakukan secara berkala.

Lidia berharap setelah mengikuti pelatihan, pengusaha laundry memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang debet dan kredit, akun-akun dalam proses pencatatan, kode akun, pencatatan transaksi dalam jurnal, yang diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba/rugi. Selain itu peserta juga dibekali dengan format pencatatan dan format laporan keuangan sederhana dalam bentuk hardcopy dan softcopy. Dalam pelatihan ini, peserta juga diperkenalkan dengan aplikasi berbasis Android dari Bank Indonesia, Kementrian Koperasi dan UKM yang bisa dimanfaatkan dalam proses pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement