Ahad 17 Nov 2019 15:45 WIB

Mahasiswa Asing Belajar Teknik Membatik di UMM

Sebanyak 48 mahasiswa asing dari BIPA diperkenalkan teknik membatik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Sejumlah mahasiswa asing Lembaga Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tengah belajar membatik di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: dok. Humas UMM
Sejumlah mahasiswa asing Lembaga Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tengah belajar membatik di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 48 mahasiswa asing Lembaga Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) diperkenalkan berbagai teknik membatik. Agenda itu berlangsung di Auditorium BAU Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (16/11) lalu.

Para mahasiswa asing ini berasal dari sejumlah perguruan tinggi. UMM setidaknya membawa 21 mahasiswa asing di kegiatan membatik. Sementara UIN Malang, Universitas Islam Malang (Unisma) Universitas Ma Chung masing-masing membawa sembilan orang.

Baca Juga

Di kegiatan membatik, mahasiswa dari berbagai negara dikenalkan teknik shibori. Shibori merupakan sebuah kesenian di Jepang dalam hal pewarnaan kain.

Pemateri batik, Belinda Dewi Regina menjelaskan, teknik Shibori dilakukan dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami. Kemudian memberikan ‘perlindungan’ pada bagian kain tertentu yang tidak ingin diwarnai. "Teknik ini, perlindungan pada bagian tertentu dilakukan dengan melilit, melipat, atau mengikatnya dengan benang," ujar Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMM ini dalam pesan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/11).

Menurut Belinda, teknik batik shibori hanya perlu menggunakan kain putih batik atau yang biasa disebut dengan primisima. Lalu pewarna batik remasol, karet gelang dan tali rafia. Teknik ini juga membutuhkan botol air mineral yang tutupnya berlubang, gelas plastik, klereng atau batu kecil, air, tas kresek dan waterglass.

Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini menjelaskan, pembuatan batik dengan teknik shibori cukup sederhana. Sebab, si pembuat dapat memanfaatkan beraneka ragam barang yang ada di sekitar. Teknik ikat celup dan polanya pun dapat menyesuaikan dengan kenginan si pembuat.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UMM bekerjasama dengan lembaga BIPA UMM ini tak hanya melakukan workshop pembuatan batik. Namun juga terdapat pameran karya mahasiswa berupa Koran Mahasiswa (Kobama, Oasis dan Cakrawala) dan kliping opini mahasiswa PBSI UMM. Selanjutnya, kliping esai serta empat buah buku karya mahasiswa PBSI UMM.

Agenda tahun bertajuk Nusantara Mendunia: “Kearifan Lokal di Mata Internasional” ini mendapat respon positif. “Saya sangat bahagia mengikuti kegiatan ini, karena saya bisa membatik dengan warna-warni (warna yang beragam) dan terima kasih telah mengajak kami ikut (berpartisipasi) dalam kegiatan ini,“ jelas Mahasiswa Program BIPA UMM dari Vietnam, Ton Thi Thuy Trang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement