Jumat 15 Nov 2019 15:30 WIB

'Pemahaman Orang Tua tentang Pengasuhan Anak Belum Memadai'

Tujuan konseling untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam pengasuhan pada anak.

Kunjungan sekolah (school visit) yang merupakan rangkaian kegiatan konseling pengasuhan pada orang tua siswa di SD Muhammadiyah Kleco, Kamis (14/11) lalu.
Foto: dokpri
Kunjungan sekolah (school visit) yang merupakan rangkaian kegiatan konseling pengasuhan pada orang tua siswa di SD Muhammadiyah Kleco, Kamis (14/11) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Saat ini ditemukan banyak permasalahan yang dialami oleh siswa baik permasalahan akademik maupun non-akademik. Dalam hal ini banyak persoalan yang belum tertangani dengan baik sehingga berdampak terhadap prestasi akademik maupun kemampuan sosial anak.

"Adanya dukungan orang tua bagi optimalisasi potensi anak masih perlu ditingkatkan, karena sebagian besar pemahaman orang tua yang belum memadai terutama tentang pengasuhan," ujar Dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ismira Dewi, usai melangsungkan kunjungan sekolah (school visit) yang merupakan rangkaian kegiatan konseling pengasuhan pada orang tua siswa di SD Muhammadiyah Kleco, Kamis (14/11) lalu.

Kegiatan kunjungan sekolah merupakan rangkaian dari program pengabdian masyarakat yang dilakukan Ismira bersama koleganya di Psikologi UAD, Nurul Hidayah. Adapun berbagai kegiatan yang terlaksana di antaranya yakni konseling pengasuhan sebanyak tiga kali pertemuan, psikoedukasi, serta acara akhir yakni school visit.

"Konseling pengasuhan ini menggunakan pendekatan kelompok karena diasumsikan bahwa peserta kelompok memiliki permasalahan umum yang relatif sama, yakni berupa permasalahan pengasuhan," kata Ismira.

Ismira memaparkan, tujuan konseling ini untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam pengasuhan pada anak, serta mampu mengatasi hambatan dan kesulitan dalam pengasuhan sehingga dapat membantu optimalisasi siswa secara akademik, emosi, maupun sosial.

Konseling kelompok dilakukan di SD Muhammadiyah Kleco Kotagede Yogyakarta sebanyak tiga kali, yaitu pada 9, 16, dan 23 Mei 2019 dan dilanjutkan follow up tanggal 25 Oktober 2019. Bertindak sebagai konselor adalah Nurul dan Ismira yang dalam hal ini dibantu tiga mahasiswa S1 Psikologi UAD.

Tahap pelaksanaan konseling kelompok terbagi menjadi tahap orientasi dan eksplorasi, termasuk pembentukan norma kelompok, tahap penggalian,dan pencarian solusi masalah, serta tahap terminasi dan perumusan rencana tindak lanjut. Pada tahap orientasi dan eksplorasi dilakukan perkenalan antara konselor, asisten konselor, dan peserta konseling. Jumlah peserta konseling tiap kali pertemuan sebanyak 10-20 orang tua/wali murid.

"Konseling pengasuhan ini ternyata memberikan manfaat yaitu orang tua memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang cara pengasuhan dan menangani permasalahan anak terutama terkait dengan penggunaan gawai dan pengelolaan emosi," tutur Ismira.

Sementara itu, psikoedukasi yang berbentuk ceramah dengan tema ‘Smart dengan Smartphone’ diberikan pada perwakilan wali murid dari kelas I- IV sebanyak 50 orang pada  25 Oktober 2019. Sedangkan school visit merupakan rangkaian kegiatan akhir yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memperoleh umpan balik (feedback) dari pihak sekolah.

"Melalui psikoedukasi, orang tua diharapkan dapat lebih bijak dalam menggunakan gawai serta menerapkan suatu aturan dalam rumah, terutama ketika anak sedang bermain gawai," katanya.

Berdasar hasil dari school visit diperoleh masukan secara umum bahwa para wali murid sangat membutuhkan parenting dan pendampingan. Hal itu dikarenakan kemampuan guru terbatas sehingga memerlukan keilmuan psikologi yang ahli di bidangnya.

"Selain itu, diharapkan pula diadakan kegiatan serupa yang berlangsung secara rutin atau berkala," ujar Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Kleco, Amirudin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement