Kamis 14 Nov 2019 17:15 WIB

Dorong GSM, Sleman Siap Inovasikan Regulasi

Isi kebijakan ini nantinya mendukung persebaran GSM dan meningkatkan kualitas guru.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Bupati Sleman, Sri Purnomo (tengah) didampingi pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal (kanan) saat meresmikan peluncuran Gerakan Sekolah Menyenangkan di SMPN 2 Sleman, DIY, Selasa (12/11).
Foto: Gerakan Sekolah Menyenangkan
Bupati Sleman, Sri Purnomo (tengah) didampingi pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal (kanan) saat meresmikan peluncuran Gerakan Sekolah Menyenangkan di SMPN 2 Sleman, DIY, Selasa (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Semangat kolaborasi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman memancing peningkatan kualitas sekolah-sekolah pinggiran. Termasuk, lahirkan inovasi-inovasi baru.

Kolaborasi keduanya sendiri sudah berjalan satu bulan lebih. Diawali lokakarya dalam rangka percepatan penerapan sekolah menyenangkan, dan total 25 sekolah rintisan sudah memulai perubahan.

Bahkan, menuai hasil positif dari ekosistem menyenangkan di sekolah. Tidak heran, Bupati Sleman, Sri Purnomo, turut memberikan apresiasi kekaguman atas gerakan akar rumput menyasar sekolah-sekolah marjinal.

"Apresiasi saya berikan kepada bapak dan ibu guru yang sudah memulai perubahan bersama gerakan sekolah menyenangkan," kata Sri di SMP Negeri 2 Sleman, Selasa (12/11).

Ia menilai, di negara-negara maju, hampir semua praktek sekolahnya menyenangkan. Walau fasilitasnya tidak jauh berbeda, tapi sistemnya dan metodenya yang ternyata berbeda.

Sri melihat, melalui sistem dan metode yang tepat anak-anak sepulang sekolah bisa senang dan tidak terbebani. Karenanya, ia meyakini di Kabupaten Sleman dapat menerapkan itu.

Sehingga, lanjut Sri, anak-anak tidak hanya cerdas secara keilmuan, tapi juga spiritual dan sosial. Untuk itu, ia mengaku sudah mempersiapkan peraturan-peraturan yang mendukung perwujudan tersebut.

"Peraturan Bupati sudah kita siapkan dan kita segerakan, Perbup nanti diluncurkan supaya gerakan ini bisa menyeluruh, terpayungi dan terlaksana dengan baik," kata Sri.

Artinya, Sri menekankan, tidak hanya temporer, tapi berkelanjutan. Ia menegaskan, isi kebijakan ini mendukung persebaran GSM, meningkatkan kualitas guru, sebagaimana konsep Presiden RI menyiapkan SDM unggul.

Senada, Pendiri GSM, Muhammad Nur Rizal menilai, kolaborasi GSM dan Pemkab Sleman ditujukan mempercepat implementasi sekolah menyenangkan di Kabupaten Sleman. Target akhirnya pemerataan kualitas pendidikan.

"Sebab, keberpihakan tegas GSM mengangkat mutu pendidikan sekolah-sekolah negeri non-favorit dan sekolah marjinal (pinggiran)," ujar Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tersebut.

Ia berpendapat, inovasi dan revitalisasi profesionalisme guru sulit dibangun jika tata kelola birokrasinya tidak ikut berubah. Untuk itu, GSM mengajak Kabupaten Sleman percaya kepada guru.

Utamanya, kata Rizal, dalam menciptakan ekosistem agar mereka bebas berinovasi di kelas. Ia berharap, Kabupaten Sleman mampu memutus akar permasalahan pendidikan gemuk aturan yang membuat minim kepercayaan.

GSM sebagai gerakan akar rumput di bidang pendidikan telah dan akan terus mengubah paradigma masyarakat akan pendidikan. Serta, orientasi kebijakan pendidikan pemerintah agar sesuai dengan tuntutan zaman.

"Dalam prosesnya, GSM berjuang memangkas tajamnya ketimpangan sekolah favorit dan pinggiran, pendidikan berkualitas hak semua anak dan sekolah, bukan hanya untuk segelintir golongan kelas atas," kata Rizal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement