Kamis 14 Nov 2019 18:00 WIB

Buta Aksara di Kabupaten Garut di Atas Rata-Rata Jabar

Tingkat buta aksara di Garut mencapai 0,9 persen.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Buta aksara
Foto: Blogspot
Buta aksara

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut, tingkat buta aksara di Kabupaten Garut masih di atas rata-rata Provinsi Jawa Barat (Jabar). Berdasarkan data Kemendikbud, tingkat buta aksara di Jabar berada di angka 0,19 persen, sementara di Kabupaten Garut mencapai 0,97 persen.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kemendikbud, Harris Iskandar mengatakan, secara umum tingkat buta aksara di Jabar telah di bawah rata-rata nasional, yang masih di angka 1,94 persen. Namun, ia menginginkan pada 2030 tingkat buta aksara di Indonesia dapat ditekan seminimal mungkin.

Baca Juga

"Itu merupakan tantangan kita dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, 2030 kita harus bernatas buta huruf seminimal mungkin," kata dia dalam peringatan Hari Aksara Internasional di Alun-alun Garut, Kamis (14/11).

Menurut dia, tingkat buta aksara di Jabar sebenarnya telah masih kategori aman, lantaran rata-rata masih di bawah 1 persen. Ia menyebutkan, daerah yang tingkat buta aksaranya masih tinggi umumnya berada di wilayah timur Indonesia, seperti Papua yang masih di angka 22,8 persen. Tak hanya itu, Harris juga menyebut Provinsi NTT, NTB, Sulbar, Sulsel, dan Jatim, sebagai daerah yang tingkat buta aksaranya masih tinggi.

Ia menjelaskan, umumnya wilayah yang belum tersentuh adalah kawasan perdesaan dan warga yang berasal dari keluarga prasejahtera. Rata-rata dari mereka yang buta aksara adalah mereka yang berusia di atas 45 tahun. 

Harris mengatakan, Kemendikbud sudah melakukan berbagai program untuk mengentaskan buta aksara, seperti Taman Baca Masyarakat, Kampung Literasi, Desa Vokasi, juga Indonesia Membaca. Kegiatan literasi seperti itu dinilai dapat memberikan sumbangan untuk mengentaskan buta aksara.

Ia menambahkan, dalam mengentaskan buta aksara pemerintah kerap terkendala denga  kurangnya pegiat literasi. Terutama untuk wilayah yang tingkat buta aksaranya masih tinggi.

"Seperti di Papua itu buta aksaranya masih tinggi. Pegiatnya jarang. Kalau di sini masih aman. Tidak perlu khawatir. Garut juga masih di bawah 1 persen. Jadi masih aman," kata dia.

Meski begitu, Harris berpendapat, secara umum pemerintah telah berhasil menurunkan angka buta aksara dengan pesat. Jika dibandingkan dengan saat Indonesia baru merdeka, yang angka buta aksara mencapai lebih dari 90 persen, kondisi saat ini sudah jauh lebih baik.

"Kita memang cukup berhasil memberantas buta huruf. Tapi ironisnya kita semakin tak dapat membaca literasi daerah," kata dia.

Karena itu, ia menyebut, diperlukan peran pemerintah daerah untuk terus menjaga kebudayaan di wilayahnya masing-masing. Selain itu, literasi dasar tidak cukup dengan baca, tulis, dan hitung (calistung). Masyarakat juga harus mulai dikenalkan literasi digital, sains, juga keuangan.

"Manfaat baca bukan hanya membaca, tapi menambah wawasan. Juga meningkatkam kebahagiaan hidup kita. Mudah-mudahan dengan momentum ini, kita dapat mengiatkan membaca kembali," kata dia.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, meski tingkat buta aksara di wilayahnya masih berada di atas rata-rata Jabar, tapi angkanya masih di bawah 1 persen. Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga secara konsisten berusaha mengentaskan buta aksara melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

"Kita buat Hari Aksara Internasional di Garut untuk memberikan motivasi para pegiat literasi agar daerah terpencil bisa terjangkau. Di daerah kita juga buta huruf rata-rata yang buta huruf usia 50 tahun ke atas. Jadi bukan usia muda," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong mengatakan, pelaksanaan Hari Aksara Internasional merupakan upaya pemerintah untuk memberi motivasi para pegiat litarasi. Bukan hanya yang berada di Garut, melainkan juga di Jabar. Karena itu, kegiatannya diisi dengan berbagai lomba dan pameran dari berbagai PKBM.

"Yang terlibat dari 27 kabupaten/kota di Jabar. Harapannya, capaian pengentasan buta huruf bisa semakin cepat," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement