Kamis 14 Nov 2019 13:51 WIB

Delapan Start-up Inkubasi Ramaikan JSD 2019 di Amikom

Ribuan peserta yang sebagian besar mahasiswa menghadiri sesi seminar.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus Universitas Amikom Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus Universitas Amikom Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jogja Startup Day (JSD) 2019 sukses digelar di Universitas Amikom Yogyakarta. Sebanyak delapan startup inkubasi meramaikan gelaran startup terbesar akhir tahun di Yogyakarta tersebut.

Ada Myeda (Kedata), platform bagi orang yang tidak memiliki kemampuan programming, tapi perlu menggali kumpulan data. Simonkori, monitoring berteknologi IoT untuk menyusun komposisi nutrisi area perkebunan.

Egrotek, alat berteknologi IoT yang mampu mengotomasi proses produksi jamur. Whouse, menyediakan layanan sewa homestay dengan standardisasi dan kualitas tertentu serta mengutamakan pelayanan kepada pelanggan.

Zamzamy, sebuah game board untuk anak yang didukung dengan teknologi Augmented Reality. Ichibot, robot pembalap berbasis line follower dan telah mampu menembus pasar internasional.

Aeropro, merupakan merek pesawat tanpa awak (drone) yang menciptakan banyak macam drone untuk memenuhi kebutuhan militer. Restoku, solusi pengelola bisnis restoran yang sudah ribuan pengguna.

Ribuan peserta yang sebagian besar mahasiswa menghadiri sesi seminar dan bincang-bincang. Seminar diisi Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid, bertema How To Start A Billion Dollar Unicorn Startup.

JSD 2019 diikuti 40 exhibitor dari dalam dan luar negeri yang terdiri dari startup, inkubator, dan komunitas. Mereka merupakan binaan Amikom Business Park (ABP) yang tampil pada sesi Demo Day di depan investor.

"Dengan tampilnya startup binaan kami pada sesi Demo Day, berakhir pula program inkubasi PPBT 2019," kata Manajer Program Inkubasi ABP, Akbarul, Rabu (13/11).

Inkubasi mampu mengakses bantuan senilai Rp 300-500 juta lewat PPBT dari Kementerian Ristek-Dikti. Selain itu, ABP Inkubator memberikan pendampingan untuk hukum, pemasaran, dan teknologi.

Akbarul mengaku bersyukur, bantuan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk melesatkan lagi omzet dan target bisnis. Bahkan, beberapa di antaranya sudah direkomendasikan Ristek-Dikti. "Untuk mengakses bantuan lebih tinggi nominalnya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement