Senin 11 Nov 2019 15:45 WIB

Mengenal Sahabat Hasil Pendidikan Nabi SAW

Nabi SAW adalah pendidik pertama dan utama dalam pendidikan

Rasulullah
Foto: Mgrol120
Rasulullah

Setiap bulan Rabiul Awal kaum muslimin memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beliau SAW adalah teladan mulia dalam semua hal, salah satunya dalam bidang pendidikan. Maka, pada momentum kali ini ada baiknya jika kita menelisik terkait sahabat-sahabat hasil pendidikan Nabi SAW. 

Nabi SAW adalah pendidik pertama dan utama dalam pendidikan. Proses transformasi ilmu, internalisasi nilai-nilai spiritual dan bimbingan emosional yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa. 

Keberhasilan pendidikan Nabi SAW ini terlihat dari kemampuan para sahabatnya yang luar biasa. Terkait hal ini, Nabi SAW bersabda, “Para sahabatku laksana bintang. Siapa di antara mereka yang kalian teladani, niscaya kalian akan mendapat petunjuk.”

Abu Bakar ash-Shiddiq. Ia adalah orang laki-laki pertama yang beriman, dan merupakan salah satu dari sepuluh sahabat yang memperoleh jaminan surga. Dengan dakwahnya, banyak sahabat masuk Islam, seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka termasuk yang mendapat dijaminan masuk surga.

Abu Bakar ialah seorang pedagang yang selalu memelihara kehormatan diri, kaya harta, berakhlak mulia, dan kesempurnaan iman. Alquran pun banyak mengisyaratkan tentang sikap dan perilaku Abu Bakar (QS al-Lail [92]: 5-7; QS Al-Lail [92]: 17-21; dan QS Fushshilat [41]: 30.

Pada masa kekhalifahannya, selama dua tahun tiga bulan lebih sepuluh hari, Abu Bakar berhasil menghimpun Alquran, memerangi orang-orang murtad dan yang enggan membayar zakat. Dan selama hidupnya meriwayatkan sebanyak 142 hadis Nabi SAW.

Umar bin Al-Khathab. Ia masuk Islam pada bulan Dzulhijjah tahun keenam sesudah kenabian, yang pertama masuk Islam, dan termasuk yang disegani. 

Banyak ayat Alquran yang diturunkan membenarkan pendapat Umar bin Khathab, di antaranya adalah ketika terjadi fitnah dan berita bohon yang menyangkut Aisyah RA, kemudian turunlah firman Allah SWT, antara lain QS an-Nur [24]: 16; QS al-Maidah [5]: 90; QS al-Munafiqun [63]: 8; dan QS at-Taubah [9]: 84.

Pada masa kekhalifahannya, selama 10 tahun 6 bulan 4 hari, banyak wilayah yang berhasil ditaklukkan seperti Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (nama daerah di Libia), Azerbaijan, Tripoli bagian barat, Nahawand, Jurjan, dll.

Mencetak uang Dirham dengan cap “Alhamdulillah” pada satu sisinya dan di sisi lainnya tertulis cap “La ilaha illa Allah” dan “Muhammad Rasulullah”; yang pertama menetapkan tahun hijriah sebagai kalender Islam; meriwayatkan sebanyak 527 hadis.

Umar bin Khathab meninggal pada hari Rabu, 26 Dzulhijjah tahun 23 H, dalam usia 63 tahun, persis seperti usia Nabi dan Abu Bakar saat meninggal. Jasadnya dimakamkan di samping makam Nabi dan makam Abu Bakar.

Utsman bin Affan. Ia masuk Islam setelah diajak oleh Abu Bakar, dan termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang mendapat jaminan masuk surga. Digelari Dzunnurain, karena menikahi dua putri Nabi SAW. Setelah Ruqayyah menianggal ia menikahi Ummu Kultsum. 

Utsman menjabat khalifah selama 11 tahun 11 bulan 14 hari. Ia berjasa dalam menyempurnakan pengumpulan Alquran. Pada masa pemerintahannya, wilayah Afrika, Cyprus, Tabaristan, Khurrasan, Armenia, Qauqaz, Kirman, dan Sajastan berhasil dibebaskan. Ia orang pertama memperluas Masjidil Haram dan Nabawi, membangun pangakalan angkatan laut, membentuk kepolisian negara, dan membangun gedung peradilan.

Selama hidupnya, meriwayatkan 146 hadis dari Nabi SAW. Ia meninggal dunia pada tahun 35 H dalam usia 82 tahun. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Baqi’.

Ali bin Abi Thalib. Ia masuk Islam pada usia sepuluh tahun karena pada usia itulah diumumkan dakwah Islam, dan termasuk sahabat yang diberitakan jaminan surga.

Ia orang pertama yang mengorbankan dirinya demi dakwah Islam. Pada malam hijrah, Nabi SAW menugaskan Ali untuk tidur di tempat tidur beliau. Ia ditugaskan Nabi untuk mengembalikan barang-barang kepada orang-orang musyrik pada pagi harinya.

Ali menjabat khalifah selama 4 tahun 8 bulan, selama hidupnya meriwayatkan 586 hadis. Ia meninggal pada 17 Ramadhan 40 H, dalam usia 63 tahun, dan dimakamkan di Kufah.

Zubair bin Awwam. Ia masuk Islam pada usia lima belas tahun dan hijrah dalam usia delapan belas tahun setelah menderita penganiayaan dan siksaan yang bertubi-tubi.

Dalam perang Al-Jamal, ia mengundurkan diri dari barisan pasukan Mu’awiyah setelah diingatkan oleh Ali dengan sabda Nabi SAW, “Wahai Zubair, tidakkah kamu mencintai Ali?” Zubair menjawab, “Tidakkah aku mencintai putra pamanku sendiri (dari pihak ibu dan bapak) dan orang yang seagama denganku?” Beliau mengatakan, “Wahai Zubair, demi Allah, kelak kamu akan memeranginya (Ali) dan kamu berlaku aniaya terhadapnya.” Mendengar hadits Nabi ini, ia langsung mengundurkan diri dari pasukan Mu’awiyah dan tidak mau memerangi Ali. 

Setelah menarik diri dari perang tersebut, Amr bin Jurmuz membuntutinya, lalu membunuhnya pada saat Zubair sedang shalat. Kejadian ini terjadi pada tahun 36 H. Semasa hidupnya meriwayatkan 38 hadis.

Sa’ad bin Abi Waqash. Ia termasuk orang yang awal masuk Islam dan pada saat itu usianya baru 17 tahun. Ia pernah diangkat menjadi gubernur wilayah Irak. 

Sa’ad kehilangan penglihatan di akhir hayatnya. Ia meninggal di istananya di daerah Al-‘Aqiq yang berjarak sekitar 5 mil dari kota Madinah. Ia adalah sahabat yang terakhir meninggal dari kalangan muhajirin, meninggal pada tahun 55 H dalam usia 80 tahun, dan selama hidupnya meriwayatkan 271 hadis.

Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Ketika perang Badar, ia ikut memperkokoh dan membela kaum Muslimin, sedangkan ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy yang musyrik dan kafir. Dalam perang tersebut, ayahnya selalu memburunya, tetapi selalu mengelak, menghindar dan menjauh. 

Ayahnya tidak menyadari kenapa sang anak sengaja menghindar. Karena penasaran, Ayah Ubaidah terus mengubernya hingga tak ada pilihan lain untuk Abu Ubaidah selain menghadapinya. Dalam perang itu Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang terus mendesak dan melawannya. Walaupun hatinya terasa berat tapi demi menegakkan amanat Allah dan rasul-Nya, Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya.

Ketika menjabat sebagai panglima perang, Abu Ubaidah berhasil membebaskan kota Damaskus, Himsh, Anatokia, Ladziqiyah, Halb, dan pada akhirnya seluruh wilayah Syam dapat dibebaskan. Semasa hidupnya meriwayatkan 14 hadis, dan meninggal dunia pada tahun 18 H, jasadnya dimakamkan di Ghorbaristan.

Abdurrahman bin Auf. Ia masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar dan termasuk salah satu di antara delapan orang yang mula-mula masuk Islam.

Abdurrahman sangat mahir dalam berdagang. Ia memulai usaha dengan berdagang keju dan minyak samin. Tidak lama kemudian sudah dapat mengumpulkan sedikit uang dari usaha keuntungan dagangnya. Dan, Abdurrahman menguasai perekonomian dan keuangan. 

Dalam sehari, Abdurrahman memerdekakan 30 budak, banyak mendermakan harta kepada fakir miskin, kepada istri-istri Nabi, untuk keperluan militer, dan ketika akan meninggal mewasiatkan 400 dinar bagi setiap orang yang ikut dalam perang Badar. Di samping itu, juga mewasiatkan 1000 ekor kuda dan 50.000 dinar untuk perjuangan di jalan Allah. Ia meninggal dalam usia 75 tahun, dimakankan di al-Baqi. Selama hidupnya meriwayatkan 65 hadits.

Thalhah bin Ubaidillah. Thalhah adalah salah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Suatu hari istrinya, Su’dan binti Auf, melihat Thalhah murung dan duduk termenung. Melihat keadaan suaminya, sang istri menanyakan sebab kesedihannya, dan Thalhah menjawab, “Uang yang ada di tanganku ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?”

Istrinya berkata, “Uang yang ada di tanganmu itu bagi-bagikan kepada fakir miskin.” Maka dibagikanlah seluruh uang yang ada di tangan Thalhah tanpa meninggalkan sepersenpun.

Thalhah meninggal dalam usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basra. Selama hidupnya meriwayatkan sebanyak 38 hadits.

Sa’id bin Zaid. Ia termasuk gelombang pertama yang masuk Islam sebelum Nabi SAW memasuki Darul Arqam. Ia memeluk Islam sebelum Umar bin Khathab. Istrinya adalah adiknya Umar, yaitu Fathimah binti Khathab. 

Dalam usianya yang mencapai tujuh puluh tahun lebih, Sa’id selalu siap terjun ke medan perang, dan lebih condong memilih pendekatan dirinya dengan masjid Nabi SAW. Di situ ia menunaikan shalat fardhunya dengan khusyu dan sambil mengenang masa lalu.

Sa’id meninggal di Al-Aqiq, dekat kota Madinah, tahun 51 H, dan dimakamkan di kota Madinah. Selama hidupnya meriwayatkan 48 hadits.

Itulah sebagian sahabat Nabi SAW. “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf [12]: 111). Wallahu a’lam.

Pengirim: Imam Nur Suharno, Penulis Buku Muhammad SAW The Gread Educator, dan Kepala HRD-Personalia Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement