Senin 11 Nov 2019 14:38 WIB

Faperta Unsoed Kembangkan Pertanian di Desa Wlahar Wetan

Unsoed membantu benih dan teknologi pertanian.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi bibit pohon
Foto: istimewa
Ilustrasi bibit pohon

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melalui Tim Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Bina Desa, membantu pengembangan pertanian di berbagai desa di Kabupaten Banyumas. Salah satunya, di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.

Koordinator Tim PPM Bina Desa Faperta Unsoed Dyah Susanti mengatakan di desa ini, Tim PPP Faperta Unsoed melakukan berbagai upaya untuk membantu para petani. Antara lain, dengan menerapkan berbagai inovasi teknologi pertanian yang sudah dikembangkan peneliti Unsoed.

Baca Juga

Menurut Dyah, beberapa hal yang dikembangkan di desa tersebut, antara lain upaya peningkatan produksi padi petani dengan menggunakan varietas unggul baru padi gogo aromatik toleran kekeringan, Inpago Unsoed 1.

''Dalam kegiatan ini, kita menggunakan sistem pertanian organik dan sukses meningkatkan produksi hingga 31,2 persen. Bahkan bersama mitra dari pihak swasta dan pendampingan teknologi dari tim Faperta Unsoed, kelompok tani di desa ini telah mampu mengembangkan sendiri benih padi Inpago Unsoed 1 bersertifikat,'' ucap dia.

Selain itu, kata Dyah, untuk membantu petani selama musim kering, tim PPM Faperta Unsoed juga telah mambantu petani agar bisa memanfaatkan sumber air yang di desa sekitar. Wilayah desa ini terdapat aliran sungai Serayu dengan sumber air yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah mereka.

"Namun upaya pemanfaatan sumber air ini, terkendala dengan teknologi yang bisa dimanfaatkan,'' katanya.

Berdasarkan pertimbangan itu, tenaga ahli tim pendamping desa binaan Fakultas Pertanian Arief Sudarmaji membantu petani dengan memanfaatkan tenaga surya untuk mengangkat air dari Sungai Serayu ke lahan pertanian mereka. ''Tenaga surya dipilih sebagai alternatif sumber energi, karena bila menggunakan listrik dari PLN akan membutuhkan biaya operasional yang besar,'' kata Arief.

Dalam progream tersebut, Arief menggunakan perangkat panel surya 200Wp, solar controller 30A, inverter 500W, aki penyimpan 110Ah dan mesin pompa air 125 W. Hasilnya, air dari Sungai Serayu bisa diangkat ke lahan-lahan pertanian hinga sejauh 32 m .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement