Kamis 07 Nov 2019 05:34 WIB

Seusai Raker Perdana, Nadiem Yakin Dapat Dukungan DPR

Nadiem mengaku, sempat merasa kikuk saat mengikuti rapat pertama kali dengan DPR.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim merasa optimistis kebijakan kementeriannya bakal didukung oleh DPR RI. Kepercayaan diri ini diperoleh Nadiem usai menggelar rapat perdananya dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (7/11).

"Setelah berbincang-bincang dan mendapat berbagai macam masukan saya lebih optimis lagi bahwa mendapat dukungan dari DPR Komisi X untuk bisa melaksanakan lompatan perbaikan, lompatan inovasi di dalam dunia pendidikan," ujar Nadiem di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (7/11).

Baca Juga

Nadiem mengaku, ia sempat merasa kikuk saat mengikuti rapat dan mempresentasikan programnya pertama kali dengan anggota dewan. Terlebih, Ia mengaku baru pertama menginjakkan kaki di ruang rapat komisi X.

Kendati demikian, setelah mendapat respons dan masukan anggota dewan, Nadiem merasa positif fokus programnya bakal mendapat dukungan. Dalam waktu terdekat, Nadiem meminta waktu 100 hari untuk menyusun program secara komprehensif.

"Untuk menyusun, untuk mendengar, untuk belajar dan menyusun rancangan program. Itu maksudnya. Jadi kita tidak bisa terlalu terburu-buru untuk melakukan itu. Tapi tentunya ada beberapa hal-hal yang akan kita bisa laksanakan dulu," kata Eks CEO Go-Jek itu.

Dalam rapat itu, Nadiem Makarim memaparkan poin-poin fokus yang akan dijalankan kementeriannya di periode 2019 - 2024. Nadiem mengatakan, fokus-fokus itu menginterpretasi visi Presiden Joko Widodo terkait pembangunan sumber daya manusia (SDM). Fokus pembangunan SDM itu dikelompokkan Nadiem dalam lima fokus.

Poin pertama, Nadiem mengemukakan soal pendidikan karakter. Kemendikbud, kata Nadiem, akan memprioritaskan pendidikan karakter yang berbasis pengalaman, dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, menurut Nadiem, pemuda Indonesia akan memiliki integritas.

Poin kedua, lanjut Nadiem yakni deregulasi dan debirokratidasi. Nadiem ingin memotong semua regulasi yang menghambat terobosan dan peningkatan investasi, terkait pendidikan di Indoensia. Régulasi dan birokrasi pendidikan yang berbelit di Indonesia, kata Nadiem menghambat inovasi.

Poin ketiga, Nadiem kembali bicara soal investasi. Nadiem menginginkan peningkatan investasi dan inovasi kebijakan pemerintah harus kondusif untuk menggerakkan sektor swasta, agar meningkatkan investasi, terutama di sektor pendidikan.

Poin keempat, Nadiem menginginkan pendidikan Indonesia dengan kerangka penciptaan lapangan kerja. Semua kegiatan program pendidikan pemerintah, berorientasi pada penciptaan lapangan kerja.

Poin terakhir, Nadiem berbicara soal pemberdayaan teknologi. Nadiem menginginkan teknologi menjadi penunjang sumber daya manusia. Ia menginginkan, pendidikan berfungsi untuk memperkuat teknologi sebagai alat pemerataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement