Kamis 07 Nov 2019 05:40 WIB

Mahasiswa UI Kenalkan Cara Pencegahan TBC ke Warga Depok

Masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan klien TB adalah penularan penyakit

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Pasien Tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Indonesia, India, China, menjadi tiga negara penderita TBC terbesar dunia.
Foto: EPA
Pasien Tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Indonesia, India, China, menjadi tiga negara penderita TBC terbesar dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menggelar program bertajuk “Surveillance, Pencegahan Penularan Penyakit, dan Stop Stigma TBC”. Kegiatan ini diselenggarakan di wilayah kelurahan Curug Beji, Depok mulai dari Juni hingga November 2019.

Baca Juga

Ketua Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FIK UI Astuti Yuni Nursasi menuturkan latar belakang program karena kondisi kesehatan klien Tuberkulosis (TB) yang menurun, sehingga muncul kemungkinan timbulnya penyakit kronik dan risiko penularan. Ini akan menjadi rantai keberlanjutan peningkatan kejadian TBC di masyarakat.

"Berbagai permasalahan kesehatan yang dialami keluarga dengan klien TB adalah penularan penyakit, kurangnya informasi tentang tata cara perawatan di rumah,minimnya kontrol minum obat hingga tuntas dan kurangnya pemberian dukungan sehingga memunculkan stigma diri dan masyarakat," katanya dalam siaran pers, Rabu (6/11).

Ia menjelaskan kegiatan ini menekankan pentingnya melatih keterampilan anggota keluarga yang merawat klien TB di rumah. Sehingga mereka tahu, mau dan mampu mencegah penularan penyakit dan membantu perawatan yang tepat.

"Sekaligus mengeliminasi stigma yang muncul di masyarakat tentang informasi TBC yang salah," ujarnya.

Ia berharap program ini dapat meningkatkan perilaku dan dukungan pengobatan tuntas. Kemudian lahir pemberdayaan masyarakat dan advokasi ke pemangku kebijakan dalam penanganan masalah kesehatan TBC sebagai bagian dari peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 

"Sebagai pelaku Keperawatan Komunitas yang menjadi bagian integral dari layanan kesehatan, program ini menjadi aksi dan kontribusi nyata sivitas akademika FIK UI yang bergerak melalui upaya promotif dan preventif. Masyarakat sehat dan mandiri menjadi cerminan negara maju," ucapnya.

Diketahui, kegiatan ini melibatkan komponen Petugas Kesehatan Puskesmas, Perangkat Kelurahan, Ketua RW, serta kader kesehatan, dan masyarakat wilayah setempat. Rangkaian program berupa pembentukan dan penyegaran kader TB, pengarahan modul pendampingan pasien TB, edukasi penyakit TB ke beberapa RW di wilayah Kelurahan Beji, dan juga kunjungan ke rumah pasien TB untuk memantau dan mengevaluasi teknik pemberian dukungan Pemantau Menelan Obat (PMO).

Selain itu, para dosen dan mahasiswa FIK UI memberikan penyuluhan dan latihan pencegahan penularan TB di rumah-rumah, serta membentuk alur rujukan antara Puskesmas Beji dengan RSUI untuk penatalaksanaan pasien TB. Tim juga melakukan kegiatan skrining terduga TB di masyarakat untuk memeriksa potensi kasus baru TB di wilayah RW masing-masing. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement