Selasa 05 Nov 2019 02:42 WIB

Riset Fokus ke Inovasi yang Dibutuhkan Masyarakat

Menristek mengatakan pemerintah fokuskan riset ke inovasi yang dibutuhkan masyarakat.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ditemui di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ditemui di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI, Bambang PS Brodjonegoro menekankan pemerintah akan memfokuskan riset kepada inovasi yang dibutuhkan masyarakat dan pasar.

"Fokus kami adalah bagaimana kegiatan riset dan litbang sampai kepada inovasi dan komersialisasi produk sejalan dengan kebutuhan masyarakat, agenda pembangunan nasional dan apa yang dibutuhkan oleh market dalam konteks komersialisasi produk," ujar Menristek Bambang Brodjonegoro ketika mengunjungi Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta, Senin (4/11).

Menristek mendorong para peneliti agar mulai mempertimbangkan unsur ekonomi dalam menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar, tidak hanya sekedar meneliti tapi menciptakan inovasi dengan harga yang kompetitif.

Dalam kunjungannya ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) itu, Bambang melihat bahwa teknologi nuklir memiliki banyak potensi selain tentu saja untuk menciptakan ketahanan energi.

Dia melihat beberapa potensi yang dimiliki oleh Batan, tidak hanya untuk produksi di hulu seperti varietas pertanian tapi juga kemungkinan hilirisasi dari temuan-temuan lembaga tersebut.

Banyak produk pangan Batan, ujar mantan kepala Bappenas itu yang bisa membantu petani untuk meningkatkan produktivitas, selain meningkatkan produksi yang menjadi subtitusi produk yang biasa diimpor.

Dia memina kepada Batan agar selain menemukan produk-produk yang dapat menjadi subtitusi juga ikut mempertimbangkan unsur biaya produksi jika akan bersaing dengan produk asli.

Harga kompetitif, kata dia akan membantu untuk membawa orang menggunakan produk subtitusi tersebut.

"Jadi kita berharap temuan-temuan dari Batan akan membuat produk pertanian kita makin berkualitas dan produktivitas meningkat sehingga petani tertolong," ujar Bambang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement