Ahad 03 Nov 2019 00:41 WIB

FSGI Ingatkan Mendikbud Baru Tingkatkan Kualitas Guru

Permasalahan pendidikan di Indonesia bukan semata-mata mengenai metodologi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andri Saubani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim
Foto: AP/Dita Alangkara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengapresiasi upaya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang berencana membuat perubahan sistem belajar berbasis aplikasi. Namun, FSGI mengingatkan bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia bukan semata-mata mengenai metodologi, tetapi sarana dan prasaran juga peningkatan kualtas guru.

Wakil Sekjen FSGI Fahriza Martha mengatakan, sistem pendidikan Indonesia selalu terjebak metodologi atau metode pembelajaran. Hal ini yang selalu bisa berubah setiap pergantian kepemimpinan di kementerian.

Baca Juga

"Aplikasi ini kan bagian dari metodologi pembelajaran ya, menggunakan teknologi supaya lebih baik. Padahal kalau bicara pendidikan kan tidak hanya terkait metodologi, tapi juga kualitas guru, kurikulum, sarana dan prasarana," ujar Fahriza kepada Republika.co.id, Sabtu (2/11).

Dalam penggunan teknologi, kata Fahriza, penting diingat bahwa di sebagian besar wilayah di Indonesia masih banyak yang belum memiliki listrik, jaringan telepon, hingga internet, sehingga sistem pembelajaran berbasis aplikasi itu tidak mungkin bisa diterapkan di seluruh wilayah. Disparitas yang besar antara masing-masing daerah dalam sarana dan prasarana pendidikan harus diatasi terlebih dahulu.

"Jumlah guru di daerah juga masih kurang," imbuhnya.

Hal yang lebih penting lagi yang dinilai FSGI yakni peningkatan kualitas guru. Saat ini masih banyak guru-guru yang bahkan belum pernah mendapatkan pelatihan selama bertahun-tahun.

Dibandingkan dengan negara tetangga, Singapura setiap tahunnya meningkatkan kualitas guru dengan mengadakan pelatihan hingga 100 jam. Sedangkan di Indonesia hal tersebut masih jarang didapatkan oleh para guru, khususnya di daerah-daerah pelosok.

"FSGI tetap mendorong supaya gurunya dulu yang diperbaiki, ditingkatkan kualitasnya melalui berbagai macam pelatihan, kemudian juga persoalan pengawasan harus lebih baik. Yang terjadi sekarang kan perubahan terus terjadi tetapi cara mengajar guru di kelas itu tidak berubah ya tetap sama," tuturnya.

Untuk itu, ia berharap berbagai kebijakan baru yang dikembangkan oleh kementerian dapat mengatasi persoalan-persoalan tersebut. "Yang perlu diingat lagi, sekolah itu bukan hanya membuat siswa pintar, tetapi jauh lebih penting terbentuknya siswa yang berkarakter," kata Fahriza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement