Senin 28 Oct 2019 09:10 WIB

Dosen UMM Temukan Cara Kembangkan Pangan di Lahan Sempit

Program OHOP dapat dimanfaatkan di lahan rumah sempit terutama di perkotaan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menemukan cara untuk mengembangkan pangan di lahan sempit.
Foto: Humas UMM
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menemukan cara untuk mengembangkan pangan di lahan sempit.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Fish Edu Park Program Studi (Prodi) Perikanan Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Riza Rahman Hakim berhasil menemukan cara untuk mengembangkan pangan di lahan sempit. Program One House One Pond (OHOP) ini menekankan peningkatan ketahanan pangan yang dimulai dari ruang lingkup kecil, yakni keluarga.

Riza menjelaskan, penelitian ini sebenarnya didasari atas data yang dimiliki pemerintah pusat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, balita Indonesia masih mengalami masalah gizi. “Indonesia negara maritim yang besar, sayang sekali bila anak-anaknya kekurangan gizi,” ungkapnya.

Menurut Riza, program OHOP dapat dimanfaatkan di lahan rumah sempit terutama di perkotaan. Artinya, setiap rumah bisa memiliki satu kolam ikan beserta tumbuhan. Dosen lulusan S2 Kasetsart University, Thailand bidang Aquaculture ini telah melahirkan tiga teknologi dalam mengembangkan OHOP. Teknologi-teknologi tersebut antara lain biona, bionic dan ohoponic.

Biona berarti teknologi budidaya ikan tawar mulai dari lele, patin dan nila. Teknologi ini lebih mengkondisikan air ikan seperti habitatnya. Hal tersebut dilakukan melalui persiapan media air, manajemen kualitas dan manajemen pemberian pakan ikan.

Selanjutnya, teknologi gabungan dari biona dengan aquaponic. Dengan kata lain, teknologi bionic ini bisa menyatukan budidaya ikan dan sayuran.

“Jadi, pupuk untuk sayuran itu berasal dari kotoran ikan yang ditarik ke atas menggunakan mesin kemudian dialirkan ke dalam pipa yang berisi akar. Air yang ditarik ke atas itu akan jatuh kembali ke dalam kolam ikan di bawahnya," jelasnya, melalui keterangan resmi yang diterima Republika.

Secara praktis, teknologi Bionic tidak memerlukan proses penyiraman dan pemupukan. Agar sayuran semakin lebat dan sehat, Riza lebih memilih memberikan nutrisi AB Mix dengan dosis yang tepat. Melalui penyempurnaan teknologi Bionic ini, hasilnya sangat memuaskan.

Selanjutnya, teknologi teranyar dari OHOP, yakni ohoponic. Menurutnya, ini merupakan teknologi bertanam hidroponic yang sangat praktis. Sayuran dapat terus tumbuh hingga panen meski tidak tersedia tanah serta air. 

Riza berharap, teknologi OHOP ini dapat benar-benar diterapkan oleh masyarakat perkotaan. Hal ini setidaknya dapat membantu peningkatan ketahanan pangan di Indonesia. Lebih utamanya agar dapat terus memberi gizi yang cukup bagi keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement