Jumat 01 Nov 2019 14:30 WIB

Soal Kurikulum, Kemendikbud Masih Perlu Bahas Bersama

Harus dipastikan semua program kurikulum sesuai dengan visi misi presiden.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Didik Suhardi mengatakan penyesuaian kurikulum masih akan dibahas dengan pihak terkait. Kemendikbud masih perlu mengomunikasikan hal tersebut dengan para direktur jenderal (dirjen) sehingga kurikulum yang sesuai bisa tercapai.

"Sabar, sabar. Arahannya juga baru kemarin. Akan dibahas dengan dirjen," kata Didik, saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (1/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim ingin memastikan bahwa semua program kurikulum disesuaikan dengan visi misi presiden. Hal ini merupakan penegasan dari pernyataan Presiden Joko Widodo pada awal pembentukan kabinet, bahwa tidak ada visi misi menteri.

"Harus dipastikan semua program kurikulum sesuai dengan visi misi presiden. Tentu kita akan sinkronkan dari PAUD sampai pendidikan tinggi (dikti). Akan kita pikirkan lagi bahwa dari PAUD sampai dikti, ada sinkron," kata Didik menjelaskan.

Lebih lanjut, Didik menegaskan akan mengundang seluruh pihak yang berkepentingan untuk berdiskusi bersama membahas kurikulum ini. Pihak tersebut antara lain adalah dari lembaga perguruan tinggi, birokrat, dan forum rektor.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan agar Mendikbud bisa mengoneksikan pendidikan dengan kebutuhan ketrampilan di industri. Jokowi menilai, kemajuan teknologi saat ini berpotensi menggeser sejumlah bidang pekerjaan tertentu lantaran tergantikan oleh otomatisasi mesin.

Meski begitu, kemajuan teknologi juga membuka bidang lapangan kerja baru yang sebelumnya justru belum muncul. "Ada pergeseran pekerjaan. Tapi teknologi bukan hanya membuat job loss, tapi juga peluang berupa job gain. Banyak emerging job yang menuntut knowledge and skill. Penyesuaian kurikulum besar-besaran harus kita lakukan," kata Jokowi dalam sambutan rapat terbatas, Kamis (31/10).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement