Kamis 31 Oct 2019 18:45 WIB

Nadiem Jelaskan 4 Program Prioritas Kemendikbud

Nadiem menekankan memegang nilai, moralitas, dan akhlak yang baik secara nyata.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (kiri) menyimak arahan Presiden Joko Widodo saat rapat terbatas penyampaian program dan kegiatan bidang pembangunan manusia dan kebudayaan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (kiri) menyimak arahan Presiden Joko Widodo saat rapat terbatas penyampaian program dan kegiatan bidang pembangunan manusia dan kebudayaan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menjelaskan empat prioritas yang akan dilakukan oleh pihaknya terkait pemajuan pendidikan. Salah satunya adalah menggerakkan revolusi mental yang sudah digalakkan Presiden Joko Widodo sejak periode pertamanya.

"Untuk benar-benar menggerakkan revolusi mental sesuai dengan arahan presiden dan menko dengan nyata melalui konten-konten, bukan hanya sistem institusi pendidikan tapi di masy secara luas," kata Nadiem dalam paparannya di rapat konsolidasi di Kantor Kemenko PMK, Kamis (31/10).

Baca Juga

Ia menjelaskan, jika hanya mengubah di dalam institusi pendidikannya, namun masyarakat kemudian tidak menerapkannya di luar institusi, maka revolusi mental belum berhasil. Menurut dia, hal yang ia tekankan adalah jangan sampai masyarakat tidak memegang nilai, moralitas, dan akhlak yang baik secara nyata.

"Jadinya pengembangan karakter bukan hanya dari kurikulum, bukan hanya pembelajaran dari guru tapi masyarakat secara luas. Itu yang kita kembangkan," kata Nadiem.

Prioritas selanjutnya adalah pengembangan teknologi. Ia menjelaskan, pengembangan teknologi dalam pendidikan jangan sampai salah kaprah kemudian diartikan dengan menggantikan posisi guru atau kelas. Nadiem menegaskan, pemikiran tersebut salah total.

Ia menjelaskan, fokus dari teknologi adalah membantu seluruh manusia di dalam sistem untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang lebih baik. "Teknologi itu untuk memperbaiki, meningkatkan kapasitas bukan menggantikan," kata dia.

Selain itu, prioritas lain adalah pemeriksaan dan studi yang detail soal konsep pembelajaran. Nadiem mengatakan, semua peraturan dan penggunaan dana harus diperiksa apakah benar berdampak pada pembelajaran.

Menurut Nadiem, menggunakan filter tersebut adalah hal yang penting untuk mengetahui ketepatan penyampaian program-program di lapangan. Apabila dilakukan studi tersebut juga akan diketahui hasil dan dampak dari tiap kebijakan.

Ia menjelaskan, hal pertama yang dilakukannya terkait filte/ ini adalah menyisir tiap anggaran dan menyaring dampak kepada pembelajaran murid. Hal ini dilakukan baik di pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.

Nadiem juga mengatakan, dirinya ingin memeriksa soal struktur kelembagaan baik internal dan di luar badan. "Mendukung tujuan pembelajaran, apa dampak positif terhadap kualitas pembelajaran," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement