Selasa 29 Oct 2019 14:36 WIB

Penerapan Pancasila Harus dibawa ke Konteks Kekinian

Tantangan mahasiswa semakin berat sehingga perlu memiliki nilai Pancasila di hati

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ditemui di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ditemui di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan mahasiswa perlu memahami mengenai penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, kata dia dalam kehidupan akademik para mahasiswa.

Bambang mengatakan, pihaknya sangat berharap mahasiswa bisa menyerap nilai-nilai Pancasila dalam konteks menyiapkan Indonesia menjadi negara maju di masa depan. Ke depan, kata dia, tantangan yang akan dihadapi mahasiswa semakin berat sehingga perlu memiliki nilai Pancasila di dalam hati mereka.

"Tantangan revolusi industri ke empat demikian juga tantangan dari ekonomi digital. Jadi intinya kita harus membawa penerapan nilai Pancasila ini dalam konteks kekinian. Ini yang kita harapkan mahasiswa bisa lebih memahami," kata Bambang, ditemui usai Pembekalan Pancasila dan Wawasan Ke-Indonesiaan dari Tokoh dan Pemimpin Nasional Indonesia di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).

Ia juga menekankan, Pancasila sangat penting untuk dihayati oleh mahadiswa karena ideologi bangsa tersebut merupakan kekuatan dari persatuan dan kesatuan Indonesia. Pada akhirnya, diharapkan mahasiswa bisa menerapkan apa yang disebut dengan toleransi aktif.

"Sehingga yang namanya kebersamaan dan upaya untuk selalu berpikir maju harus menjadi dasar mereka untuk menjalankan roleransi aktif tadi," kata dia menambahkan.

Menurut dia, untuk menjalankan toleransi aktif tersebut bisa dengan berbagai cara. Ia mencontohkan dengan sektor yang menjadi bidangnya yakni soal riset dan inovasi. Setiap kali melakukan riset, Bambang berpendapat, mahasiswa harus selalu memikirkan bahwa hasilnya nanti bisa berguna bagi masyarakat secara umum.

Hasil riset yang berguna tersebut pada tahap awal tidak perlu berdampak terlalu luas. Cukup di sekeliling kampus atau lingkungan tempatnya tinggal menurut Bambang sudah cukup baik. Hal itu setidaknya melatih mahasiswa untuk lebih peka terhadap lingkungannya.

"Masyarakat ini cukup di sekeliling dia baik di kampus atau di sekeliling tempat tinggal mereka. Sehingga mereka bisa menjadi lebih peka terhadap apa yang jadi kebutuhan masyarakat," kata dia lagi.

Kita tentunya akan selalu mendukung kgtn riset dan ini asi tidak hamya di level mahasiswa tapi juga fi level sebelumnya. Tapi utk mahasiswa merekalah yang akan jadi sumber periset atau imivator di masa dpena.

Lebih lanjut, ujar dia, pihaknya berkomitmen untuk selalu mendukung kegitan riset mahasiswa bahkan di jenjang pendidikan sebelumnya. "Tapi untuk mahasiswa, merekalah yang akan jadi sumber periset atau inovator di masa depan," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement