Senin 28 Oct 2019 15:15 WIB

Sumpah Pemuda Bagi Emak-Emak

Pemuda hasil bentukan emak-emak salihah melahirkan calon pemimpin peduli umat

Ibu dengan anaknya/ilustrasi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ibu dengan anaknya/ilustrasi.

Hari ini adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari di saat para pemuda di negeri ini bertekad melakukan perubahan. Dengan menggalang persatuan, mereka ingin menghilangkan segala kemungkaran yang terjadi di tanah air.  

Kesadaran luar biasa yang tumbuh dari para pemuda kala itu. Sebab dengan mata kepala sendiri, menyaksikan penderitaan bangsanya di bawah tekanan dominasi Belanda. Tak pelak saat mereka bersatu dalam ikrar 'Sumpah Pemuda', benar-benar menggoyahkan cengkeraman kolonial. 

Baca Juga

Membuka tabir pemikiran bangsa bahwa sejatinya sebuah persatuan dibutuhkan bagi negeri yang dikoyak-koyak imperialisme. Membaginya menjadi kerat-kerat kecil untuk memudahkan musuh-musuh menguasai zamrut khatulistiwa. Maka persatuan adalah cara untuk melawan penjajahan.

Kini, masih adakah para pemuda yang peduli terhadap nasib bangsa, yang dahulu menggores tinta emas sejarah di bumi pertiwi. Apa kabar sistem pendidikan kita, apakah mampu mencetak generasi yang peka, yang berhati mulia hingga jengah melihat kebatilan. 

Melihat kericuhan demonstrasi yang menolak Rancangan Undang-Undang kontroversial pada rentang waktu 24-30 September lalu di Jakarta dan Kendari, Sulawesi Tenggara adalah bukti bahwa pemuda kita mengindera fakta. Berbagai kejadian buruk yang berkelindan di tanah air, mendorong mereka turun ke jalan menyampaikan aspirasinya.

Tidak hanya itu, anak-anak STM pun ikut aksi membantu mahasiswa. Hingga akhirnya berbagai organisasi massa pun turut meneriakkan keberatan atas kebijakan yang dikeluarkan penguasa. Ternyata kita masih memiliki pemuda yang sadar akan posisinya sebagai agen perubahan.

Pemuda yang bergerak atas kesadaran memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Dengan berbekal ilmu dan keimanan, nurani mereka terusik menyuarakan kebenaran. Inilah pemuda yang seharusnya disiapkan oleh para emak.

Pemuda hasil bentukan emak salihah akan melahirkan calon pemimpin yang luar biasa. Kelak sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, mereka akan menjadi penegak kebenaran apapun kedudukan mereka, entah itu politisi, hakim, guru, bahkan pemimpin negeri.

Emak memiliki andil besar terhadap negeri ini. Emak salihah dan pintar akan menyiapkan pemimpin-pemimpin pintar yang peduli akan tanggung jawabnya mengurusi umat. Kelak di bawah kepemimpinan yang seperti ini persatuan umat pun bisa diwujudkan. Tidak hanya di dalam negeri, tapi di seluruh dunia dalam ummatan waahidatan.

Pengirim: Lulu Nugroho, muslimah penulis dari Cirebon

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement