Senin 21 Oct 2019 23:08 WIB

Kepala LAN: Kemitraan Global Kunci Hadapi Krisis Dunia

Kemitraan global menjadi keniscayaan bagi dunia kini.

 Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto, didampingi Kepala STAIN LAN Jakarta Prof Nurliah Nurdin, dan Dr Mehmet Akif Demircioglu saat memukul gong pembukaan Konferensi Internasional ICoGPASS II, di Jakarta, Senin (21/10).
Foto: Dok Istimewa
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto, didampingi Kepala STAIN LAN Jakarta Prof Nurliah Nurdin, dan Dr Mehmet Akif Demircioglu saat memukul gong pembukaan Konferensi Internasional ICoGPASS II, di Jakarta, Senin (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Saat ini dunia semakin tanpa batas, ketiadaan batas tersebut mengakibatkan semakin mudahnya satu kondisi negara atau beberapa negara menghadapi suatu krisis dapat berimbas ke negara lain. 

“Baik krisis ekonomi maupun politik,” kata Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Adi Suryanto, saat membuka acara Konferensi Internasional ICoGPASS II bertema “Enhancing Public Policy and Political Economy Qualities through Global Partnership” yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) Jakarta, di Jakarta, Senin (21/10).   

Baca Juga

Dia mengatakan, pada kasus-kasus tertentu imbas dari krisis tersebut bahkan berdampak global. “Kita masih ingat krisis ekonomi pada 1990-an berdampak krisis ekonomi juga politik dan melahirkan reformasi di Indonesia,” kata dia.  

Menurut Adi, persoalan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan khususnya yang berskala global sudah semestinya didekati dengan kemitraan global oleh negara-negara yang memiliki kapasitas dan kompetensi untuk mengatasinya. "Kita tidak mampu lagi mengatasi masalah dunia hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri,” tutur dia. 

Sebab itu, dia menegaskan kemitraan global pada saat ini menjadi prasyarat bagi setiap negara untuk menghadapi berbagai tantangan global dengan meningkatkan kualitas kebijakan publik dan sistem ekonomi politik.   

Sementara itu, Kepala STIA LAN Jakarta, Prof Nurliah Nurdin, mengatakan  gap antara desentralisasi dan sentralisasi yang berada di tangan partai politik.  

Menurutnya, saat ini politik masih dikendalikan elite politik dan kebijakan publik masih didominasi kepentingan politik. Sehingga perlu desentralisasi politik dan pemerintah harus sejalan. 

"Perlunya desentralisasi parpol, perlunya ruang untuk berbeda sikap dan pilihan dan melaksanakan kebijakan all politic is local serta parpol sebagai infrastruktur politik," jelasnya. 

Masih menurut Nurliah, Konferensi Internasional ICoGPASS ini adalah kegiatan yang kedua kalinya. Tahun, STIA LAN juga menggelar acara serupa.  Konfrensi Internasional ini menjadi  sarana untuk mendorong para siswa STIA LAN maupun dari luar khususnya yang mengambil program pascasarjana untuk menulis dan mempresentasikan buah pikirannya didepan orang lain.

Nurliah menjelaskan, sekitar 250 peserta yang terdiri dari siswa STIA LAN Jakata maupun perwakilan STIA LAN Bandung, Makassar, dan Lampung turut serta dalam konferensi ini. "Ada juga dari Singapura dan Philipina," jelasnya. 

Kedepan, kata dia, tidak menutup kemungkinan Konferensi Internasional seperti ini akan kita selenggarakan di negara tetangga. Hal itu, guna lebih meningkatkan wawasan dan penulisan para siswa. 

Dirinya berharap, mahasiswa harus mampu mepublikaiskan hasil tulisannya dalam bentuk jurnal atau kegiatan seperti ini sehingga diketahui banyak pihak. "Jika kurang baik bisa secepatnya dibenahi," ujar Nurliah. 

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut Dr Mehmet Akif Demircioglu, pakar kebijakan publik dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement