Jumat 11 Oct 2019 15:50 WIB

59 Budayawan dan Seniman dapat Penghargaan dari Kemendikbud

Para penerimanya adalah sumber inspirasi dari budaya dan tradisi Indonesia.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang seniman saat membuat mural pada pameran Pekan Kebudayaan Nasional 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (8/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang seniman saat membuat mural pada pameran Pekan Kebudayaan Nasional 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada praktisi seni dan budayawan di dalam acara Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi. Sebanyak 59 praktisi seni dan budayawan menerima penghargaan tersebut.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan, pemberian penghargaan ini perlu dilakukan karena para penerimanya adalah sumber inspirasi dari budaya dan tradisi Indonesia. "Mereka telah mewarisi tradisi itu secata turun temurun dan sekarang kita harus punya tanggung jawab bersama untuk melestarikan dan menyinergikan dengan perkembangan zaman," kata Muhadjir, dalam sambutannya, Kamis (10/10) malam.

Baca Juga

Pemberian penghargaan ini sebagai salah satu rangkaian acara dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019. PKN 2019 diselenggarakan sejak 7 Oktober hingga 13 Oktober 2019 di kompleks Istora Senayan, Jakarta.

Penghargaan diberikan kepada seniman dan budayawan muda hingga senior. Selain itu, Kemendikbud juga memberikan penghargaan kepada daerah yang telah berhasil mengelola budaya dan seni di wilayahnya sehingga dapat berkembang dan bermanfaat bagi masyarakatnya.

Muhadjir menyinggung soal akan mulai diadakannya dana abadi kebudayaan. Dana tersebut diharapkan dapat digunakan untuk membiayai budayawan dan seniman untuk memperkaya tradisi yang ada di Indonesia. "Penggunaan dana ini sedang kita bahas agar tidak perlu berbelit-belit. Mudah-mudahan ini bisa mempermudah penggunaannya sehingga hambatan yang berkaitan dengan masalah finansial bisa diatasi dengan adanya dana abadi kebudayaan," kata Muhadjir.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement