Kamis 03 Oct 2019 15:00 WIB

FPP UMM Godok Kurikulum Profesional Unggas

FPP UMM sedang menggodok kurikulum bagi mahasiswa untuk menjadi profesional unggas.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian Peternakan (FPP)  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan industrimenggodok kurikulum bagi  mahasiswa untuk menjadi profesional unggas.
Foto: dok. Humas UMM
Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan industrimenggodok kurikulum bagi mahasiswa untuk menjadi profesional unggas.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai menggodok kurikulum bagi mahasiswa untuk menjadi profesional unggas. Kegiatan yang membahas kisi-kisi Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk lima materi kuliah ini dilakukan bersama  Prodi PT Jatinom Agri dan PT Charoen Pokphand.

Rencananya, mata kuliah-mata kuliah tersebut akan diberikan kepada mahasiswa semester enam Prodi Peternakan. Dalam menjalani kuliah, mahasiswa akan menempuh lima materi kuliah. Antara lain, Manajemen Pemeliharaan Sistem Close House, Teknologi dan Formulasi Ransum Unggas, Manajemen Pengendalian Penyakit Unggas, Manajemen Breeding dan Hatchery, serta Manajemen Perusahaan Unggas.

Saat materi kuliah telah siap, tidak hanya dosen dari Prodi Peternakan UMM yang akan mengajar. Perwakilan dari kedua perusahaan tersebut juga rencananya akan turun tangan dan ikut mengajar. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dari para pelaku industri. Selain itu, juga untuk mengantisipasi setiap kegagalan yang mungkin dihadapi jika nantinya para mahasiswa ini terjun sebagai profesional unggas.

Rektor UMM, Fauzan menilai, kegiatan tersebut sangat penting dilakukan. Pasalnya, profesionalitas menjadi tuntutan di masa depan. Oleh sebab itu, mahasiswa sejak dini harus ditempa menjadi sosok profesional.

Menurutnya, bukan saatnya lagi pengajaran hanya bersifat teoritis. Apalagi, era informasi digital saat ini terus menerpa. "Dosen bukan lagi sumber informasi satu-satunya. Belajar dapat dilakukan di manapun dan kapan pun," kata Fauzan.

Dekan FPP UMM, David Hermawan berharap kerja sama antara pemerintah, dunia industri dan perguruan tinggi bisa terus dibangun. Upaya ini diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia unggul. UMM sendiri telah banyak melakukan sinergi dengan para pihak strategis, utamanya pelaku industri dan pemerintah.

"Yakni dalam pengembangan potensi daerah," katanya, melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (3/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement