Rabu 09 Oct 2019 07:18 WIB

PSP3 IPB University Hadir di Papua, Kembangkan Pertanian

Sejatinya Kabupaten Dogiyai bisa jadi pemasok kebutuhan pangan di KTI.

Kepala PSP3 LPPM-IPB University, Dr Sofyan Saf (kanan) dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dogiyai, Emanuel Dogomo SPt, MSi.
Foto: Dok IPB
Kepala PSP3 LPPM-IPB University, Dr Sofyan Saf (kanan) dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dogiyai, Emanuel Dogomo SPt, MSi.

REPUBLIKA.CO.ID, DOGIYAI -- Situasi Papua yang sempat memanas beberapa waktu ini membuat banyak pihak menghindar untuk berkegiatan di Papua. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) LPPM-IPB University yang baru saja menandatangani kerja sama kegiatan dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemerintah Daerah Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua, Rabu  (2/10).

Kegiatan bertajuk “Pemberdayaan Petani/Pemuda Kampung dan Inovasi Pertanian di Kabupaten Dogiyai” ini akan dilakukan dari bulan Oktober sampai bulan Desember tahun 2019. PSP3 akan melakukan pendampingan kepada 21 orang petani/pemuda kampung dari Dogiyai. “Teman-teman dari Papua tersebut nantinya akan diajak untuk belajar bersama tentang pertanian kopi dan hortikultura dari hulu sampai hilir,” kata  Dr Sofyan Sjaf, kepala PSP3 LPPM-IPB University dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (7/10).

Kabupaten Dogiyai  merupakan wilayah pemekaran pada tahun 2008 dengan luas wilayah kurang lebih 4.237,4 kilometer persegi. Sektor pertanian dan sektor perkebunan di Kabupaten Dogiyai telah menyumbangkan lebih dari 40 persen bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Menurut Sofyan, dengan komoditas unggulan pertanian utama adalah kopi, hortikultura dan tanaman umbi-umbian, maka sejatinya Kabupaten Dogiyai potensial untuk dikembangkan sebagai pusat pertanian yang bisa memasok kebutuhan pangan di Papua dan daerah Timur Indonesia (Kawasan Timur Indonesia, KTI) lainnya.

“Kegiatan ini menjadi sangat strategis, mengingat konstelasi politik di Papua hari ini. Maka penting untuk kita sebagai akademisi, dalam hal ini IPB University berperan dalam mengembangkan pertanian di Papua sekaligus merawat persaudaraan dengan kawan-kawan Papua,” ujarnya.

Ia menyebutkan, ke depannya yang akan didorong untuk menjadi motor pemberdayaan di Kabupaten Dogiyai adalah kader-kader pendamping yang merupakan orang Dogiyai sendiri. Mereka adalah pemuda-pemuda desa/kampung yang memiliki integritas untuk turut bersama petani melakukan inovasi pertanian dan pemanfaatan potensi sumber daya alam (SDA) di desa/kampungnya. Kegiatan pemberdayaan petani/pemuda kampung dan inovasi pertanian di Kabupaten Dogiyai ini sangat mendorong pelibatan berbagai pemangku kepentingan untuk membangun desa/kampung. Semua ini tidak lain bertujuan menyejahterakan masyarakat Dogiyai.

“Dengan lahirnya kerja sama dalam bentuk pendekatan pendampingan dalam penerapan inovasi pertanian, diharapkan Kabupaten Dogiyai dapat menjadi pioner pembangunan pertanian di tanah Papua yang turut membangkitkan kekuatan ekonomi warga desa dan petani,” ujar Emanuel Dogomo SPt, MSi, kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dogiyai.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement