Selasa 08 Oct 2019 13:14 WIB

Mendikbud: Kebudayaan Bisa Jadi Alat untuk Jaga Ideologi

Kemendikbud gelar pekan kebudayaan nasional

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy usai upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kompleks Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (1/10).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy usai upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kompleks Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) dimulai sejak 7 Oktober hingga 13 Oktober 2019 di kompleks Istora Senayan, Jakarta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan, kebudayaan bisa dijadikan salah satu pendekatan halus untuk menjaga ideologi bangsa.

Di tengah globalisasi dan revolusi industri 4.0, informasi dari luar masuk ke Indonesia dengan sangat mudah dan cepat. Hal tersebut bisa melunturkan ideologi dan nilai yang sudah ada di Indonesia.

Meskipun demikian, dengan menguatkan budaya sendiri, Muhadjir berpendapat bisa membantu menangkal nilai-nilai negatif dari luar. "Peran budaya ktia ya salah satunya sebagai alat penangkal berbagai macam pengaruh dari luar, terutama berkaitan dengan pikiran, ideologi yang bertentangan dengan Pancasila," kata Muhadjir, ditemui usai pembukaan PKN 2019, Senin (7/10) malam.

Menangkal nilai-nilai dari luar, kata Muhadjir tidak harus dilakukan dengan cara-cara yang keras. Melalui budaya, pendekatan halus bisa dilakukan dan bisa jadi lebih efektif.

"Jadi untuk menangkal ancaman dari luar tidak hanya dengan kekerasan, tapi dengan pendekatan halus seperti budaya seperti ini," kata dia lagi.

Pada PKN 2019, kebudayaan dari seluruh Indonesia baik berbentuk fisik dan nilai-nilai luhur dipamerkan. Di bagian luar Istora Senayan, pengunjung bisa melihat hasil kebudayaan yang bersifat materi seperti anyaman janur yang memiliki banyak arti di Bali, gamelan, serta senjata-senjata tradisional.

Sementara itu, ada empat panggung yang masing-masing akan menjadi tempat pertunjukan seni. Ada pula diskusi dan seminar kebudayaan yang bisa diikuti oleh masyarakat umum.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triwan Munaf mengatakan kegiatan semacam PKN dilakukan berdasarkan akar budaya Indonesia. Namun, di saat yang sama semuanya dikemas dengan gaya-gaya kekinian agar tetap menarik.

"Jadi bagaimana kita mengemasnya dengan profesional, dengan cara kekinian, dengan segala teknologi yang bisa kita saksikan," kata dia.

Triawan menambahkan, kekayaan budaya Indonesia harus dipamerkan ke pada dunia. Sebab, dengan dipamerkannya budaya Indonesia otomatis akan menjadikannya tetap lestari dan semakin maju.

"Tidak ada gunanya kita punya budaya tapi tidak kita majukan," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement