Sabtu 05 Oct 2019 11:30 WIB

Pendengung Memecah Persatuan Umat

keberadaan pendengung sepatutnya dihilangkan karena merusak persatuan umat

Ilustrasi Hoax
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Hoax

Buzzer naik daun. Para pendengung atau biasa dikenal dengan istilah buzzer, kembali merepotkan rakyat. Mereka merusak informasi yang beredar di tengah umat. Tidak hanya menyebarkan berita bohong atau hoax, juga mengalihkan rakyat dari kemampuan mereka berpikir lurus saat menganalisa suatu fakta.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan aktivitas para pendengung pendukung Presiden Joko Widodo saat ini justru merugikan presiden terpilih periode 2019-2024 itu. Ia mengimbau para pendukung Jokowi tersebut menyebarkan informasi yang positif di media sosial.

Baca Juga

Menurut Moeldoko, dikutip dari CNNIndonesia.com, para pendengung tidak berada dalam satu komando, akan tetapi masing-masing bergerak atas inisiatif sendiri-sendiri.  Akan tetapi kemudian muncul temuan menarik dari Samantha Bradshaw dan Philip N. Howard dengan judul “The Global Disinformation Order, 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation”. 

Lewat penelitian, dikutip dari Telset.id, mereka melihat penyebaran buzzer di 70 negara yang membentuk opini, menyebarkan ide gagasan dan agenda politik, termasuk Indonesia. Media yang digunakan Twitter, Facebook, Instagram. Ada yang menggunakan akun boot, ada juga dikendalikan oleh manusia. Di Indonesia sendiri, mereka mendapatkan gaji mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 50 juta.

Jika seperti ini yang terjadi, maka ada kekuatan yang bermain di balik para pendengung. Demi eksistensi, mereka menggiring opini publik untuk setuju terhadap isu tertentu atau bahkan berbalik melawannya. Dan ini sangat berbahaya bagi penjagaan pemikiran umat. Dipastikan umat akan terpecah dua. Kesatuan umat dipertaruhkan oleh para pemilik kepentingan.

Oleh sebab itu, keberadaannya harus dihilangkan. Kemajuan teknologi informasi akan menjadi petaka di tangan orang-orang yang salah. Tanpa iman, mereka menggadaikan negeri. Membodohi umat demi berebut kekuasaan. 

Hanya Islam yang mampu mengembalikan negeri utuh seperti sedia kala. Menyatukan berbagai perbedaan atas dasar iman. Memberikan informasi yang sahih agar umat tetap berada dalam ketinghian berpikir. Bergerak dan beraktivitas untuk meninggikan agama Allah. Bukan untuk pencitraan, menjatuhkan lawan politik hingga tak peduli urusan umat. Wallahu 'alam.

Pengirim: Lulu Nugroho, Muslimah Penulis dari Cirebon

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement