Jumat 04 Oct 2019 20:37 WIB

SBM ITB Targetkan Zero Waste Kampus di Tahun 2025

Ke depan bisnis sampah berpotensi menguntungkan karena sumber daya alam menipis

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Hiru Muhammad
Kegiatan Principal Responsibility Management Educations (PRME) oleh Mahasiswa seperti mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik.
Foto: dok. Humas SBM ITB
Kegiatan Principal Responsibility Management Educations (PRME) oleh Mahasiswa seperti mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik.

REPUBLIKA.CO.ID,2025,  BANDUNG -- Sampah plastik menjadi perhatian serius civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB). Adalah Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) yang sudah menerapkan Principal Responsibility Management Educations (PRME) yang digulirkan PBB sejak 2016 silam.

Aurik Gustomo, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya SBM ITB, mengatakan penerapan metode ini menjadi salah satu persyaratan meraih akreditasi internasional. "Salah satu persyaratan internasional itu yakni ada impactful education institution. Karena, masa depan orang akan bicara kita dampak positifnya, tidak akan bicara profitnya apa," kata Aurik ketika ditemui di kampus SBM ITB, Jl Ganesha, Kota Bandung, Jumat (4/10)

"Salah satu karakter yang akan diimplementasikan dalam metode PRME ini yakni menterjemahkan education for sustainability dengan learning goals SBM yaitu ethic dan sustainability," tuturnya.

Melia Famiola Head Division of Entreprenial SBM ITB menambahkan, pihaknya akan mengembangkan beberapa aspek yang terkait dengan lingkungan. Targetnya, pada 2025 menjadi zero waste campus yang mampu mengolah berbagai sampah organik seperti plastik dan kertas menjadi barang yang bernilai ekonomis.

"Misinya 2025, SBM ITB menjadi kampus yang bebas sampah plastik, kertas dan organik lainnya dan bekerja sama dengan lembaga lainnya agar sampah organik ini bisa bernilai ekonomi,"paparnya

photo
Kegiatan Principal Responsibility Management Educations (PRME) oleh Mahasiswa seperti mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik.

Sebagai langkah awal, kata Melia, diimbau kepada para mahasiswa agar tidak menggunakan botol plastik mineral di dalam kampus karena bisa menambah volume sampah plastik.

Ia menuturkan, bukan hanya sampah plastik tapi penggunaan kertas juga akan dikurangi. "Sering menemukan botol air kemasan mineral di setiap sudut kampus, itu kan perilaku yang tidak baik. Maka, kita sarankan agar para mahasiswa membawa tempat air seperti tumbler,"ujarnya

Selanjutnya, SBM ITB akan mengadakan workshop yang melibatkan berbagai komunitas peduli lingkungan guna mengolah sampah organik tersebut. Tujuannya, agar para mahasiswa terispirasi bahwa sampah bisa lebih bermanfaat jika dikelola dengan baik.

Menurutnya, ke depan bisnis sampah itu berpotensi menguntungkan karena sumber daya alam yang semakin menipis. "Tahun ini baru satu kali workshop pada Oktober 2019, tahun depan kita akan adakan dua atau tiga kali workshop khusus untuk yang penanganan sampah dan plastik," katanya

Selama ini, lanjut Melia, umumnya masyarakat maupun mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pembuangan sampah plastik dan kertas berdampak negatif tapi rerata mereka tidak tahu bagaimana cara pengolahan sampah tersebut.

Untuk itu, SBM ITB mencoba merubah perilaku mereka dengan memberikan contoh sehingga tumbuh kesadaran dalam mengolah sampah yang baik. "Kita ingin secara perlahan itu merubah perilaku dengan memberikan contoh dan arahan ini loh caranya. Jadi harapannya agar mereka mengajak orang lain agar berubah dalam mengelola sampah,"ungkapnya

Melia menambahkan, secara sosial SBM ITB juga sudah memiliki beberapa inkubator yang membantu UMKM di wilayah Jawa Barat dengan melakukan UMKM klinik.

Dari sisi lingkungan saat ini SBM ITB tengah menghitung volume sampah yang dihasilkan setelah melakukan sosialisasi dan silakukan evaliasi 6 hingga 1 tahun. Data tersebut akan diperlihatkan kepada masyarakat sehingga mereka tahu cara mengolah sampah.

"Jadi kita sekarang dalam tahap untuk menjadi institusi yang bisa dicontoh. Kita ingin jadi proyek percontohan bagi masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement