Jumat 27 Sep 2019 23:20 WIB

Sumbangsih IPB University untuk Kemaritiman Indonesia

Indonesia memiliki potensi kemaritiman yang harus mampu dikelola dengan baik.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Gita Amanda
Rektor IPB University, Dr Arif Satria (kiri) menyerahkan plakat kepada Wapres Terpilih 2019, Prof Dr (HC) KH Ma'ruf Amin.
Foto: Dok IPB
Rektor IPB University, Dr Arif Satria (kiri) menyerahkan plakat kepada Wapres Terpilih 2019, Prof Dr (HC) KH Ma'ruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) University peringati Dies Natalis ke-56. Di hari Jadinya, IPB University melaksanakan serangkaian kegiatan, salah satunya menggelar Konferensi Internasional dengan menggandeng Kementerian Perhubungan untuk memberi sumbangsih pada bidang kemaritiman.

Acara tersebut, dihadiri dan dibuka langsung oleh Wakil Presiden terpilih KH Ma’ruf Amin. KH Ma'ruf menyebut, Indonesia memiliki potensi kemaritiman yang harus mampu dikelola dengan baik.

"Sebagai negara yang 70 persen lebih wilayahnya perairan, Indonesia harusnya unggul di bidang kemaritiman," kata KH Ma'ruf dalam Konferensi Internasional yang bertajuk 'Port, Shipping and Maritime Logistics: Responding to Millennial Challenges and Opportunities in Indonesia’, Kamis (26/9) lalu.

Presiden Joko Widodo, kata KH Ma'ruf, sudah bertekad agar Indonesia menjadi poros maritim dunia. IPB University melalui Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), KH Ma'ruf menilai, telah memberi banyak sumbangsi dalam sektor kemaritiman untuk mewujudkan tekad Presiden.

Ma'ruf menjelaskan, PKSPL IPB University telah memberikan banyak gagasan dalam merealisaikan poros maritim dunia. "Saya juga berharap, dengan adanya acara ini bisa terjalin kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan industri untuk memajukan sektor Kemaritiman Indonesia," ucap KH Ma’ruf Amin.

Rektor IPB University Dr Arif Satria menyatakan pentingnya sektor kemaritiman di era Revolusi Industri 4.0. Arif menyebut, IPB University terus berupaya memberi sumbangsi pada sektor kemaritiman dengan gagasan dan riset secara ilmiah.

Tahun 2018, Arif menjelaskan PKSPL IPB University telah melaksanakan penelitian di bidang kemaritiman. Berdasarkan studi tersebut, dari 12 juta barel Bahan Bakar Minyak (BBM) dan 59,4 juta Twenty-foot Equivalent Unit (TEU) komoditi yang berada di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, Indonesia baru mendapatkan 20 persen dari komoditas tersebut.

Padahal, kata Arif, sektor kemaritiman menyumbangkan 28,34 persen atau setara dengan 182 juta dolar pada 2015. Dia menegaskan, angka itu dapat terus dikembangkan dengan posisi geostrategis Indonesia di kancah bisnis kemaritiman internasional.

"Maka dari itu, IPB University mengundang para pebisnis kemaritiman level regional, pebisnis kapal ekspedisi dan pengiriman logistik, serta seluruh stakeholder bidang kemaritiman untuk mendiskusikan inovasi-inovasi yang mampu meningkatkan performa kemaritiman Indonesia," ujar Arif.

Dirjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Agus Purnomo mengapresiasi upaya yang dilakukan IPB University. Purnomo menyatakan, IPB University telah banyak memberi sumbangsih, gagasan serta riset pada sektor kemaritiman.

Dengan sumbangsih IPB University, dia berharap, pihaknya dapat meningkatkan efisiensi dan efektif dalam mengelola sekitar kemaritiman. Sehingga, perekonomian secara nasional dapat ditingkatkan.

Purnomo menerangkan, Indonesia merupakan negara maritim dengan 95 ribu kilometer garis pantai. Namun, pembangunan dan kegiatan kemaritiman selama ini masih bertumpu pada Indonesia bagian Barat.

"Maka dari itu, pengembangan Kawasan Timur Indonesia agar menurunkan biaya logistik untuk pembangunan dan konsumsi saudara-saudara kita di Timur Indonesia," ucapnya.

Purnomo menuturkan pembangunan infrastruktur di bidang kemaritiman merupakan salah satu langkah kongkrit. Dia menyebut, pemerintah akan berupaya meningkatkan pembagunan pelabuhan. 

Adapun pelabuhan yang akan dibangun, yakni Pelabuhan di Bau Bau dan Pelabuhan Anggrek di Gorontalo. "Tak lupa juga, 20 trayek tol laut yang menjadi target pembangunan ke depan, 113 trayek penerbangan perintis, penyelenggaraan  Public Service Obligation (PSO) kapal (26 kapal PT Pelni) dan enam  trayek kapal angkutan ternak," kata Purnomo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement