Jumat 20 Sep 2019 10:15 WIB

UMM Bahas Pentingnya Bioteknologi untuk Ketahanan Pangan

Pengembangan bioteknologi juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Biotechnology Youth Outreach di Aula Biro Administrasi UMM.
Foto: dok. Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Biotechnology Youth Outreach di Aula Biro Administrasi UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Indonesia dinilai perlu melakukan peningkatan hasil pangan, baik dari pertanian maupun peternakan. Akan tetapi, peningkatan hasil pangan tersebut sayangnya tidak dapat menyaingi tingkat pertumbuhan populasi penduduk setiap tahunnya. Oleh karena itu, dikhawatirkan pada masa mendatang, akan mengalami kekurangan pangan.

Berbagai cara dilakukan untuk menunjang ketahanan pangan. Salah satunya dengan inovasi teknologi untuk memecahkan kekurangan pangan, yaitu melalui bioteknologi. U.S. Embassy Jakarta bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kedua lembaga tersebut menggelar “Biotechnology Youth Outreach” di Aula Biro Administrasi UMM, belum lama ini.

Director of Indonesian Biotechnology Information Centre, Profesor Bambang Sugiharto mengungkapkan, keuntungan bioteknologi tanaman tidak hanya untuk menyediakan kesediaan pangan yang lebih banyak. Pengembangan bioteknologi juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, serta kualitas dan nilai nutrisi pada makanan.

"Bioteknologi sendiri juga sejalan dan mendukung pelestarian lingkungan sehingga Bioteknologi bisa sebagai solusi ketahanan pangan,” sebut Bambang.

Sejalan dengan Bambang, Dosen Peternakan UMM Aris Winaya, mengatakan perlunya melalukan pemanfaatan bioteknologi dalam upaya konservasi hewan ternak. Tujuannya agar masyarakat dapat mempertahankan plasma nutfah sehingga tidak punah.

Untuk memproteksi hewan lokal yang menjadi potensi di Indonesia, kata dia, bisa dilakukan degan mengidentifikasi, mengkarakterisasi serta memonitor hewan-hewan lokal yang dirasa terancam punah. Selain itu, penggunaan dari ternak lokal harus dilakukan secara berlanjut dan tidak berhenti sehingga gen tetap tersedia dalam jangka waktu yang lama. Material sampel genetik harus cukup untuk disimpan dalam rangka memastikan keamanan gen unik lokal yang terancam punah.

“Kita juga perlu mengembangkan dan menghidupkan kembali kearifan lokal yang mendukung perlindungan genetik sebagai strategi untuk tetap menjaga keunikan genetik hewan-hewan lokal,” ujar Aris, melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Jumat (20/9).

Menurut Aris, kearifan lokal merupakan strategi yang cukup jitu untuk menjaga genetik. Hal ini karena Indonesia masih menghormati kearifan lokal yang digagas oleh leluhur mereka. Dengan begitu penjagaan genetik dilakukan oleh segala penjuru masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement