Kamis 19 Sep 2019 16:10 WIB

SBM ITB Targetkan Peningkatan Pendanaan untuk Startup

SBM ITB berupaya membangun inkubasi bisnis untuk mencetak startup di berbagai sektor.

Startup. Ilustrasi
Foto: expertbeacon.com
Startup. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) berupaya membangun inkubasi bisnis untuk mencetak para pelaku rintisan (startup) di berbagai sektor. Agar, bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Menurut Direktur Inkubator Bisnis Thegreaterhub Dina Dellyana, sejak diluncurkan pada 2016, setiap tahunnya jumlah pelaku startup yang mengikuti pelatihan terus meningkat. Pada 2017, jumlah startup SBM ITB hanya menerima 24 pelaku usaha dalam setahun.

"Jumlah ini kemudian meningkat pada 201 menjadi 48, dan tahun ini SMB ITB kembali menaikan jumlahnya hingga 70," ujar Dina kepada wartawan, Kamis (19/9).

SBM ITB, kata dia, terus berupaya agar para pelaku startup mampu mendapatkan pendanaan dari investor ketika menjalankan bisnisnya. "Untuk yang bacth terakhir kita memang baru 20 persen," katanya.

Dina mengatakan, pendanaan yang diterima para startup berbeda-beda. Ada yang bisa mendapatkan Rp 30 juta, tapi ada juga yang hingga Rp 2 miliar. Perbedaan pendanaan ini, tergantung dari minta para investor melihat peluang masa depan perusahaan rintisan tersebut.

Selain meningkatkan pelaku startup yang ada di kampus, kata dia, SBM ITB juga berupaya memberi bantuan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mayoritas ada di daerah-daerah. UMKM nantinya diberikan pelatihan agar mampu tumbuh baik dalam jumlah penjualan maupun manajemen usaha.

Menurutnya, setiap tahun para pelaku UMKM yang ikut pelatihan juga meningkat. Tahun ini jumlah UMKM yang dibina mencapai 243. "Ini naik dari tahun kemarin di mana yang mendaftar mencapai 135 UMKM," katanya.

Sementara menurut Dekan SBM ITB, Prof Dr Sudarso Kaderi Wiryono, kampusnya menargetkan untuk mendapatkan akreditasi dari Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB) International yang pusatnya di Amerika Serikat. Upaya ini sebagai langkah untuk meraih Triple Crown akreditasi internasional (AACSB, Equis, AMBA).

Semua program studi SBM ITB sudah mendapatkan akreditasi dari The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, a 21st Century Organization (ABEST21). "Nantinya, setelah kami meraih akreditasi AACSB, dengan stampel ini, diharapkan SBM lebih mudah bekerja sama secara internasional dengan berbagai universitas di dunia," kata Sudarso.

Sudarso mengatakan, keuntungan untuk mahasiswa dengan akreditasi ini ialah apabila akan melanjutkan sekolah di luar negeri akan mendapatkan akses penerimaan lebih luas. Sedangkan untuk industri, hal ini menunjukan perguruan tinggi dengan kualitas yang tinggi.

Selain akreditasi internasional, kata dia, SBM ITB juga mempunyai tiga value atau nilai yang diterapkan dalam rangka mempertahankan kualitas. Ketiga nilai tersebut adalah engagement, innovation, dan impact.

Engagement berupa keterlibatan sivitas akademika SBM ITB dengan kegiatan akademik, maupun professional. Innovation, baik dalam akademik maupun kegiatan profesional. Dan impact atau dampak adalah acara SBM ITB untuk memberikan dampak yang positif untuk masyarakat, industri dan pemerintah baik nasional maupun internasional.

Sementara menurut Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Dr Aurik Gustomo, dari sekitar 17 ribu sekolah bisnis yang ada di dunia sekitar 200 sekolah bisnis yang memiliki akreditasi triple crown.

Saat ini, kata dia, SBM ITB mendapatkan berbagai pengakuan dari lembaga nasional maupun global seperti BAN PT untuk semua prodi terakreditasi A (unggul), menerapkan ISO 9001/ 2015 untuk manajemen mutu, menerapkan prinsip keberlanjutan perguruan tinggi untuk SDG's (sustainable development goals) dan tanggung jawab terhadap manajemen pendidikan (PRME). 

SBM ITB sebagai satu-satunya sekolah bisnis di Indonesia yg masuk TOP 500 sebagai World Class Business School versi Times Higher Education (THE) 2019 pada subyek Management and Economics.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement