Senin 16 Sep 2019 05:48 WIB

KPAI Usul Pelajar Terdampak Asap Belajar Daring

KPAI mendorong sekolah menyiapkan pembelajaran daring atau menggunakan internet.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ratna Puspita
Pengendara melintas di Jembatan Kahayan yang diselimuti kabut asap di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ahad (15/9/2019).
Foto: Antara/Rendhik Andika
Pengendara melintas di Jembatan Kahayan yang diselimuti kabut asap di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ahad (15/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pihak sekolah di daerah terdampak kabut asap untuk menyiapkan strategi pembelajaran berbasis daring atau menggunakan aplikasi internet. Hal itu bertujuan agar seluruh peserta didik di wilayah terdampak bencana asap tetap dapat mengikuti pembelajaran, tanpa harus keluar rumah.

“Yang sederhana, para wali kelas dan siswa dapat membentuk grup per kelas, tugas-tugas dari para guru bidang studi dapat dikirimkan melalui grup Whatsapp. Bagi yang tidak paham tugas tersebut, dapat berdiskusi dengan gurunya langsung (jaringan pribadi),” kata Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan tertulisnya, Ahad (15/9).

Baca Juga

Retno mengatakan tugas-tugas tersebut dapat dikumpulkan saat masuk sekolah kembali. Selain itu, tugas juga bisa dikirim melalui surat elektronik (surel) guru sehingga guru juga bisa tetap bekerja di rumah untuk mengkoreksi tugas para siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran tidak berhenti. 

Retno mengatakan KPAI mendorong orang tua memfasilitasi paket internet untuk keperluan pembelajaran daring anak. Dia menyarankan orang tua wajib mendampingi, membimbing, dan mengawasi anak-anaknya selama belajar di rumah.

Retno mendorong kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Barat menindaklanjuti SE Gubenur Sumbar dengan mengeluarkan edaran kepada kepala-kepala sekolah, agar tidak melakukan pembelajaran di luar kelas, tidak mengadakan upacara bendara dahulu selama kualitas udara tidak sehat. “Kadisdik harus mengedepankan keselamatan dan perlindungan bagi para peserta didik,” ujar Retno.

Komisioner KPAI bidang Sosial dan Anak dalam Situasi Darurat Susianah mengatakan KPAI mendorong orang tua terus memperhatikan asupan makanan sehat dan bergizi pada anak-anaknya. Tujuannya, agar anak-anak memiliki ketahan tubuh yang lebih baik, sehingga tetap sehat selama bencana asap.

Susianah mengatakan, selama ini, KPAI mendorong pemerintah daerah dan pusat bersinergi mengatasi kebakaran hutan dan segala dampaknya, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya. Menurut dia, bangsa Indonesia harus menyadari bahwa kebakaran hutan adalah bahaya tahunan, sehingga pemerintah Indonesia seharusnya membangun kesiapsiagaan bencana kebakaran hutan.

“Bahaya kebakaran hutan di Indonesia akan terus ada, dan diperkirakan akan semakin sering terjadi, akibat peningkatan suhu udara yang dibawa oleh perubahan iklim,” kata Susianah.

Menurut dia, kunci pengelolaan kebakaran hutan adalah program-program pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dilakukan sepanjang tahun, melalui pengelolaan hutan, peningkatan kesadaran masyarakat, sumber daya yang memadai, dan koordinasi yang kuat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement