Kamis 12 Sep 2019 11:54 WIB

UMM Sasar Usaha Penggemukan Domba

Pengembangan usaha penggemukan domba diharapkan menambah income kampus.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas memberi makan sejumlah kambing dan domba di Eldoka (Etalase Domba Kambing) Mart El Barka, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petugas memberi makan sejumlah kambing dan domba di Eldoka (Etalase Domba Kambing) Mart El Barka, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai menyasar peluang usaha penggemukan domba muda. Salah satu caranya dengan menerapkan Teknologi Pakan Silase Jagung Komplit.

Ketua Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) UMM, Asmah Hidayati mengatakan penggemukan domba muda merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan di bidang industri peternakan. Hal ini dilatari permintaan daging domba muda yang cukup tinggi di pasaran. Apalagi, daging domba muda memiliki tekstur yang empuk jika dibandingkan dengan domba dewasa.

Baca Juga

"Selain itu, lemak dari daging domba muda juga lebih rendah dibandingkan dengan daging domba dewasa," kata Asmah.

Dari faktor ini, UMM pun mulai melakukan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Pengabdian ini dilakukan di laboratorium experimental farm UMM selama setahun pendanaan. Bahan baku domba muda dalam usaha penggemukan ini hasil pembibitan domba yang dilakukan laboratorium terkait.

“Selain itu, melakukan pembelian bakalan dari peternak yang ada di sekitar Batu dan Malang,” kata Asmah.

Menurut Asmah, jumlah ternak domba yang dipelihara sebanyak 60 ekor jenis merino. Seluruhnya akan melalui proses penggemukan selama 90 hari. Dengan masa penggemukan yang lebih cepat ini, maka program PPUPIK penggemukan domba muda dapat meningkatkan market share.

"Penggunaan silase jagung komplit juga pertambahan bobot badan domba lebih tinggi dibandingkan menggunakan pakan rumput,” ujar Asmah, melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id.

Asmah mengungkapkan, program ini nantinya akan menunjukan hasil silase jagung komplit. Dalam hal ini telah terjadi penambahan bobot harian domba sebesar 150 hingga 150 gram per ekor setiap harinya. Dengan demikian, masa penggemukan domba dalam praktik PPUPIK ini lebih cepat, yakni sekitar tiga bulan sudah dapat didistribusikan ke pasar.

"Program ini tentu menjadi peluang bisnis menjanjikan,” kata Ketua Program Studi (Prodi) Peternakan UMM ini.

Menurut Asmah, penggemukan domba pada dasarnya guna memenuhi permintaan pasar daging domba di wilayah Malang dan sekitarnya. Tidak hanya untuk konsumsi, aqiqah, tapi juga kurban. Mekanisme penjualan dilakukan dengan cara konsumen datang langsung ke Experimental Farm UMM, atau domba langsung dikirim ke pemesan via telepon.

Selain itu, Asmah menyatakan, program pengembangan usaha ini dimaksudkan untuk mengembangkan produk dari pemikiran riset dosen. Kemudian mengupayakan menjadi usaha yang bisa memperoleh keuntungan. Lalu bisa dipakai sebagai laboratorium terapan bagi para mahasiswa UMM berlatih berwirausaha.

"Ke depannya, pengembangan usaha ini dapat menjadi income bagi kampus," ucap Asmah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement