Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Basarah Minta Generasi Muda Meneladan Api Perjuangan Habibie

Kamis 12 Sep 2019 10:50 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Basarah.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Basarah.

Foto: MPR
Habibie berhasil mewujudkan visi besar Bung Karno menyatukan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Basarah mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Presiden RI-3 Bacharuddin Jusuf Habibie. Habibie adalah seorang negarawan sekaligus ahli pesawat terbang yang diakui dunia. Karena itulah generasi muda harus mewarisi api perjuangan Habibie.

Baca Juga

"Kami ucapkan duka cita sedalam-dalamnya. Kita bangsa Indonesia kehilangan tokoh bangsa sekaligus negarawan, ahli pesawat terbang lulusan Jerman yang keilmuannya diakui dunia," ucap Basarah di Jakarta, Rabu (11/9) lalu seperti dalam siaran persnya.

Dipaparkan Basarah, ada banyak nilai-nilai keteladanan yang bisa dipetik dari insinyur lulusan Jerman tersebut. Di bidang teknologi misalnya, Habibie demikian visioner. Ketika menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada tahun 1978-1998, Habibie berhasil menorehkan prestasi mumpuni. Indonesia berhasil membuat pesawat terbang N250 yang diluncurkan pada tahun 1995.

"Inilah visi besar Habibie untuk bangsa Indonesia. Habibie berhasil melakukan terobosan mutakhir. Indonesia bergerak dari negara agraris menuju negara industri melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknolgi," terang Basarah.

Perihal capaian prestasi Habibie dalam bidang teknologi khususnya di bidang kedirgantaraan tidak bisa dilepaskan dari figur Bung Karno. Hal tersebut dikisahkan sendiri oleh Habibie ketika memberikan orasi ilmiah saat peluncuran Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) di Balai Sidang UI, Depok pada Selasa 25 Juni 2019.

"Habibie adalah produk Bung Karno. Habibie berhasil mewujudkan visi besar Bung Karno menyatukan Indonesia melalui jalur udara," jelas Basarah.

Pun demikian ketika menjadi orang nomor satu di Indonesia pada tahun 1998 menggantikan Presiden Soeharto. Bukan perkara mudah memimpin Indonesia di awal reformasi. Habibie harus menghadapi berbagai masalah pelik, mulai dari krisis ekonomi yang melilit Indonesia sejak tahun 1997, berbagai kerusuhan di berbagai daerah juga menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan Habibie.

"Alhamdulillah, Presiden Habibie berhasil mengatasi gejolak tersebut. Habibie berhasil mencegah potensi disintegrasi bangsa dan menuntaskan gejolak ekonomi yang melanda Indonesia," jelas Basarah.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Habibie tetap berperan dalam menjaga dan mengawal arah perjalanan bangsa. Terlihat dalam beberapa momentum, beliau memberikan saran dan masukan kepada pemerintah maupun berbagi inspirasi kepada banyak orang. Habibie menjadi pengayom dan berdiri di atas semua komponen bangsa.

"Habibie memang seorang negarawan yang ingin mendarmabaktikan seluruh gerak hidupnya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia sampai akhir hidupnya. Selamat jalan Pak Habibie. Semoga akan lahir Habibie - Habibie lainnya di masa depan" harap Basarah.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler