Senin 09 Sep 2019 18:50 WIB

IGI: Revisi Buku Pendidikan Sejarah Perlu Libatkan Guru

Guru perlu ikut berpartisipasi mengajukan naskah revisi buku pendidikan sejarah.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim
Foto: Dok Pribadi
Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim menilai buku sejarah yang ada saat ini kurang kuat dalam menggambarkan perjuangan kedaerahan Indonesia. Padahal, menurut Ramli penggambaran perjuangan kedaerahan tersebut merupakan simpul-simpul kekuatan nasional.

Ramli berpendapat setiap daerah memiliki budaya masing-masing yang mereka kembangkan sendiri. "Bukan sekadar budaya yang diterima dari luar tapi budaya asli daerah atau minimal adalah akulturasi budaya," kata Ramli pada Republika.co.id, Senin (9/9).

Baca Juga

Ia pun setuju dengan usulan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Profesor Hariyono soal revisi buku sejarah. Sebab, masyarakat Indonesia perlu dikuatkan dengan pendidikan sejarah Indonesia yang kuat.

Meskipun demikian, Ramli menilai revisi harus dilakukan dengan mengikutkan guru-guru sejarah. Guru perlu ikut berpartisipasi mengajukan naskah apabila revisi buku pendidikan sejarah dilakukan.

Jangan sampai, kata Ramli, pemerintah hanya merevisi dengan mengundang dosen atau ahli. "Perubahan buku sejarah sebaiknya dibuka ruang kepada banyak guru untuk mengajukan naskah. Jangan dibuat oleh percetakan atau para dosen yang tidak paham pendidikan dasar dan menengah," kata dia lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement