Senin 09 Sep 2019 09:44 WIB

Mahasiswa UMM Padukan Keramik dan Kopi dalam Satu Festival

Mahasiswa UMM berupaya menghidupkan industri keramik di Dinoyo, Malang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan festival Keramikopi di Sentra Kopi Sudimoro, Kota Malang.
Foto: Dokpri
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan festival Keramikopi di Sentra Kopi Sudimoro, Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Festival tidak sekedar menampilkan suatu atraksi kesenian maupun mode pakaian. Kegiatan ini juga dapat memadukan keramik dan kopi dalam satu wadah seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Keramikopi di Sentra Kopi Sudimoro, Kota Malang, akhir pekan lalu.

Ketua Pelaksana, Andrian menjelaskan,  ide kegiatan festival tidak lepas dari pertumbuhan jumlah Kedai Kopi di Malang yang sangat cepat. Namun hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan industri keramik yang ada di Dinoyo, Malang. Lokasi yang dikenal dengan sebutan Kampung Keramik Dinoyo ini semakin lesu dan berkurang peminatnya. 

Baca Juga

Kampung yang memiliki peninggalan pabrik keramik ini sebelumnya memiliki kurang lebih 55 industri rumahan. Sayangnya, saat ini hanya tersisa empat pengrajin keramik aktif.

"Hal ini menjadi keresahan bagi warga Dinoyo yang takut industri asli Malang ini nantinya akan terus meredup dan mati," katanya, melalui pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (9/9).

photo
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan festival Keramikopi di Sentra Kopi Sudimoro, Kota Malang.

Keramik Dinoyo memiliki potensi besar untuk perindustrian dan pariwisata Kota Malang. Sebab, tempat ini menjadi Kampung Industri Percontohan Pertama di Kota Malang. Apalagi hingga saat ini masih memproduksi keramik asli Malang dengan harga yang terjangkau.

"Hal inilah yang menjadi motivasi tim iMage Creative, kelompok studi Public Relations Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang untuk mengembalikan masa kejayaan keramik Dinoyo," jelasnya.

Kegiatan dilaksanakan dengan menghadirkan puluhan penggiat kedai kopi Malang dan fotografer Malang. Mereka hadir dan bersaing satu sama lain di Keramikopi Festival. Selain itu, pengunjung juga dapat belajar dan membuat keramik kreasi sendiri didampingi oleh pengrajin keramik Dinoyo.

Festival juga menggunakan tableware dan dekorasi Dinoyo Keramik pada seluruh bagian acara. Cangkir-cangkir pengrajin keramik pun digunakan para barista untuk berlomba di Fun Brewing. Sementara peserta lomba fotografi dibebaskan untuk berkreasi dengan objek-objek keramik Dinoyo. 

Dengan diadakannya kegiatan ini, Andrian berharap banyak kedai kopi yang memilih keramik Dinoyo untuk tableware dan dekorasi kedainya. Sebab, mereka sebelumnya lebih memilih membeli tableware dari luar Malang. Harganya pun bisa dua kali lipat dari Dinoyo Keramik meski kualitas dan modelnya sama. 

"Sangat disayangkan selama ini mereka tidak mengenal Dinoyo Keramik," ujar pria yang juga satu anggota dari iMage Creative ini.

Sementara itu, Pengrajin Keramik Dinoyo, Soeharto mengaku sangat mengapresiasi festival Keramikopi. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat berpengaruh terhadap keberadaan pengrajin keramik Dinoyo.

"Event ini juga menyadarkan pengrajin keramik Dinoyo kalau pasar kami tidak hanya souvenir dan pesanan-pesanan lain, tapi juga ada kedai-kedai Kopi. Saya yakin masih banyak masyarakat yang peduli produk lokal dan sadar potensi besar kami," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement