Senin 09 Sep 2019 18:23 WIB

Kapolda: Ada 700 Mahasiswa Asal Papua Pulang Kampung

Ratusan mahasiswa pulang menyusul tindakan rasisme dan kericuhan di Papua.

Aksi dari Gerakan Pemuda Papua Cinta Damai (GPPCD), Gerakan Aktivis Melanesia, dan Pemuda Indonesia Timur. (Ilustrasi)
Foto: Dok. GP
Aksi dari Gerakan Pemuda Papua Cinta Damai (GPPCD), Gerakan Aktivis Melanesia, dan Pemuda Indonesia Timur. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengakui saat ini tercatat 700 mahasiswa asal Papua, yang sebelumnya kuliah di berbagai perguruan tinggi, pulang dan berada di Jayapura. Kepulangan ratusan mahasiswa itu sangat disayangkan karena akan berdampak kepada masa depan mereka sendiri.

"Sekitar700 mahasiswa yang sudah pulang itu terbanyak yang kuliah diManado," kata Rodja seusai melakukan pertemuan dengan Rektor Uncen dan Purek III USTJ di Jayapura, Senin (9/9).

Baca Juga

Ia mengatakan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah menyampaikan kepada seluruh kapolda agar memberikan jaminan keamanan kepada mahasiswa sehingga mereka tetap berkuliah dengan aman hingga selesai. “Mahasiswa jangan menjadi korban dari kepentingan elite-elite atau kelompok tertentu karena sangat kecil kemungkinan mereka dapat melanjutkan pendidikannya di berbagai perguruan tinggi yang ada di Papua,” kata Irjen Pol Rodja.

Kapolda mengajak mahasiswa yang masih berada di berbagai kota di Indonesia agar tetap melanjutkan pendidikannya dan tidak terpengaruh karena keamanan mereka dijamin seperti halnya mahasiswa lainnya. "Tidak perlu takut dan lakukanlah aktivitas seperti biasa karena polisi menjamin keamanan."

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebutkan, TNI akan menyiapkan pesawat Hercules untuk mengangkut pelajar dan mahasiswa Papua yang eksodus pulang kampung. Dengan demikian, mereka dapat kembali ke daerah tempat belajarnya.

"Atas prakarsa Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, akan disiapkan pesawat Hercules untuk mengangkut mereka (pelajar) ke tempat belajar sebelumnya dengan jaminan tidak ada tekanan apa pun," kata Wiranto saat membuka Rapat Koordinasi tentang perkembangan Papua dan Papua Barat, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (9/9).

Bahkan, lanjutnya, pemerintah memberikan jaminan para pelajar dan mahasiswa yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) tidak diganggu dan memperlakukan mereka seperti keluarga. Ia menyebut pelajar dan mahasiswa Papua dan Papua Barat yang sedang belajar di luar Papua ramai-ramai eksodus 'pulang kampung' lantaran orang tua mendengar isu adanya tekanan kepada anak-anak mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement