Senin 09 Sep 2019 09:22 WIB

DPD RI Dorong Songket Silungkang Go International

Pemerintah telah lakukan terobosan agar Songket Silungkang menjadi pakaian kasual.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang penenun mengerjakan tenunan songket Silungkang di Dusun Lubuak Non Godang, Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (ilustrasi)
Foto: Antara
Seorang penenun mengerjakan tenunan songket Silungkang di Dusun Lubuak Non Godang, Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengapresiasi Kota Sawahlunto di Sumatra Barat ditetapkan Unesco sebagai World Heritage atau Situs Warisan Dunia dengan nama Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto. Penetapan tersebut disambut baik oleh masyarakat Sawahlunto untuk memasarkan produk kerajinan songket, yaitu Songket Silungkang.

“Kita mengapresiasi bahwa Sawahlunto merupakan Warisan Dunia oleh Unesco. Maka Songket Silungkang juga harus bisa mendunia. Apalagi setiap tahun selalu mengadakan carnival mengenai Songket Silungkang,” ucap senator asal Sumatera Barat Emma Yohanna dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/9).

Baca Juga

Menurut Emma, pada sebelum-sebelumnya sangat sulit mendapatkan Songket Silungkang dan dipakainya hanya pada event-event tertentu. Hal itu dikarenakan pembuatannya sangat rumit mengakibatkan harga Songket Silungkang menjadi mahal. Namun saat ini kata Emma, pemerintah telah melakukan terobosan bagaimana Songket Silungkang menjadi pakaian kasual. "Maka diperlukan inovasi-inovasi dari designer yang menjadikan Songket Silungkang bukan sekedar kain tapi souvenir ataupun pakaian kasual,” ucap Emma.

Selain itu Emma menilai, Songket Silungkang juga menjadi kebanggaan masyarakat Sumbar. Lantaran Sumbar yang sebelumnya tidak memiliki industri atau pabrik besar, kini mulai tumbuh. Justru yang menonjol kekayaan alamnya seperti sektor pariwisata. Kini Songket Silungkang juga menjadi kebanggaan masyarakat Sumbar.

Kemudian dengan perpaduan pariwisata dan kerajinan Songket Silungkang, Emma yakin bisa menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Sawahlunto. Dengan begitu, income masyarakat Sawahlunto akan bertambah, otomatis akan membantu ekonomi keluarga. Sebenarnya, Emma mengatakan, kota Sawahlunto hanya salah satu. Masih banyak daerah di Sumbar yang  memiliki sentral industri dan budaya.

"Jadi setiap daerah memiliki khas songket masing-masing. Harapan kita ke depan Sumbar bisa lebih dikenal di negara-negara lain,” kata Emma.

Sementara itu, Dewan Kerajinan Nasional Lisa Mustafa Abu Bakar berharap dengan adanya SISSCa  Songket Silungkang bisa go international. Sehingga menambah daya tarik wisatawan datang ke Sawahlunto. Tentunya, berdampak pada perekonomian masyarakat di Sawahlunto. "Untuk itu, kami terus mempromosikan Songket Silungkang agar bisa dikenal lagi,” harapnya.

Lisa mengatakan adanya momen heritage dari Unesco, Songket Silungkang bisa dikenal lagi. Ke depan ia berharap bisa seperti Jember Fasion Carnival yang selalu ditunggu para wisatawan. Ia juga berharap, Sawahlunto juga bisa seperti itu ‘Jember Fasion Carnival’. Kemungkinan akan menambah kerajinan Songket Silungkang, maka momen ini harus diangkat.

Lisa juga berharap ke depan ada MoU antara kabupaten/kota terdekat seperti Sijunjung dan Solok sehingga bisa sejalan dengan Sawahlunto. Maka wisatawan bila ke Sawahlunto bisa disambut budaya Minang-nya dari Solok dan Sijunjung. Menurut dia, seluruh pihak harus bersinergi antara kabupaten/kota. Tidak hanya kabupaten/kota saja.

"Pemerintah pusat juga bertanggungjawab dalam mengangkat kebudayaan di Minang. Semua harus bersinergi, dengan adanya UMKM ini sehingga membuka lapangan pekerjaan dan menambah perekonomian keluarga,” harapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement