Jumat 06 Sep 2019 02:00 WIB

Perguruan Tinggi Perlu Respons Problematika Masyarakat

Solusi itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Mahiswa di kampus/ilustrasi
Foto: Darmawan/Republika
Mahiswa di kampus/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unika Atma Jaya (UAJ) mengadakan acara Gala Fundraising, HOPE a Music Concert 2019 di Kampus 1 Semanggi, Sudirman, Jakarta Selatan. 

UAJ juga mengadakan lelang karya seni yang didonasikan oleh segenap civitas akademika UAJ dan membuka donasi bagi program rain-water harvesting dan kerja sama dengan UNHCR umtuk pendampingan pengungsi. Acara akan diikuti ratusan filantrofis, mitra, dan donatur UAJ.

Seluruh pengisi konser ini bertalian dengan UAJ dan mempersembahkan karyanya demi penggalangan dana. Mereka adalah para alumni dan dosen UAJ yang piawai dan telah lama berkarya di dunia kesenian. Beberapa nama para alumni yang tampil seperti Desy Ratnasari yang juga alumni dan mahasiswa program doktoral psikologi di Unika Atma Jaya. 

Penggalangan dana ini dilakukan dengan membuka donasi dan lelang yang hasilnya akan digunakan untuk mendanai program-program yang bermanfaat bagi pendidikan dan masyarakat. Acara ini terasa spesial karena berbarengan dengan jelang 60 tahun usia UAJ,

Dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (6/9), Program penggalangan dana ini merupakan bagian dari rencana strategis dan kolaborasi yang bersifat jangka menengah. Penggalangan dana ini bermisi 3YVM (3 years, 3 vision, 3M rupiah): dalam 3 tahun ke depan akan berfokus pada pada 3 sektor yakni kepedulian sosial, pertukaran mahasiswa, dan riset dasar dengan target dana 3 M rupiah.

Dalam aspek kepedulian sosial, dana yang terkumpul akan digunakan untuk mendanai kegiatan penyediaan air bersih dan pendampingan pengungsi. Program rain water harvesting (RWH) / memanen air hujan bertujuan untuk menjawab satu isu kemanusiaan terbesar di pinggiran Jakarta, yaitu ketersediaan air bersih, serta amblesnya tanah Jakarta sebesar 4 meter sejak tahun ‘70an. Terkait refugees, UAJ menyadari bahwa keberadaan mereka di Indonesia membutuhkan perhatian.

Berbeda dengan dibayangkan oleh orang banyak, sebagian besar pengungsi merupakan anggota masyarakat dengan latar belakang profesional muda/pekerja yang sangat produktif. Sementara itu, pengungsi di Indonesia tidak memiliki hak untuk mendapatkan gaji tetap.

Tanpa pemasukan, kemampuan pengungsi untuk menghidupi diri sendiri menjadi persoalan besar tanpa kejelasan akan solusi. Dengan kerja sama dengan UNHCR dan ILO, UAJ menyediakan pelatihan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) agar refugees dapat bermitra dengan generasi muda Indonesia sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Untuk program pertukaran mahasiswa, masih banyak mahasiswa UAJ yang belum berkesempatan ke luar negeri karena kendala biaya, terutama karena pembuatan paspor, tiket, dan akomodasi. Sedangkan untuk program riset dasar, donasi ini mengarah pada bidang kesehatan dan riset humanitarian yang mengarah pada penghargaan terhadap manusia.

Dalam hal ini, dana hasil penggalangan akan diarahkan untuk dua penelitian oleh Dr. Eko Adi Prasetyanto (bidang kimia, material, drug delivery system, 50 publikasi dan 10 paten) dan Dr. Asmin Fransiska (bidang hukum dan sosial humaniora, penulis buku terlaris di London untuk non-fiksi: The War on Drugs and the Global Colour Line).

Diharapkan donasi ini akan memajukan riset sekaligus akademik dan memberi solusi bagi masalah masyarakat sehingga memberikan peningkatan kualitas komunitas.

UAJ percaya bahwa melalui kerjasama lintas sektor, Indonesia dapat bersama-sama membangun dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat. Dengan kegiatan Fundraising Gala, HOPE a Music Concert 2019 ini, UAJ mendapatkan kolaborator yang berkenan untuk sinergi berperan langsung dalam memberikan perhatian lebih bagi tantangan-tantangan yang berada dekat dengan kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement